Survei LSI Denny JA Sebut PDIP Gagal Hatrick di Pemilu 2024, Imbas Serang Jokowi
- VIVA/M Ali Wafa
Jakarta - Lingkaran Survei Indonesia, LSI Denny JA, merilis hasil survei terbaru mereka terkait elektabilitas partai politik. Hasil survei tersebut, PDIP yang bercita-cita hatrick, menang di 2014, 2019 dan 2024 ini, tidak bisa tercapai.
Pada pemilu legislatif atau Pileg 2024, suara PDIP turun dan tidak bisa bertengger di urutan pertama. LSI Denny JA mencatat, ada beberapa hal yang membuat suara partai berlambang banteng itu terseok pada di Pemilu 2024.
“PDIP gagal hatrcik, gagal menjadi juara 3 kali pileg berturut-turut,” kata peneliti LSI Denny JA, Hanggoro Doso Pamungkas, melalui keterangannya pada Selasa, 19 Desember 2023.
Alasan suara partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu tidak bisa meraih hatrick diantaranya karena sikap yang menyerang pemerintahan Presiden Jokowi, penolakan Piala Dunia U-20, dan penyebutan Presiden sebagai petugas partai.
Kata dia, dari data tracking survei terlihat pada Juni 2023 bahwa pemilih yang puas pada pemerintahan Presiden Jokowi sebesar 34,6 persen yang memilih PDI Perjuangan. Namun, saat ini pemilih yang puas itu yang memilih PDI Perjuangan turun menjadi 21,4 persen. Itu berdasarkan data November 2023.
Kedua, soal menolak Piala Dunia U-20. Jelas dia, tiga dari empat pihak yang paling disalahkan ada dalam kubu PDI Perjuangan, yakni Ganjar Pranowo, PDI Perjuangan sendiri dan mantan Gubernur Bali, I Wayan Koster.
“Ketiga, blunder menjadikan Presiden sebagai petugas partai. Yang kurang setuju/tidak setuju dengan penyebutan Presiden sebagai petugas partai angkanya besar sekali, mencapai 69,9 persen,” jelas dia.
Diketahui, survei LSI Denny JA dilakukan pada periode 20 November hingga 3 Desember 2023. Sementara untuk metode sampling yang digunakan ialah multistage random sampling. Responden yang berpartisipasi dalam survei itu sebanyak 1.200 responden.
Sementara itu, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam pengambilan survei LSI Denny JA ini dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner dengan margin of error kurang lebih 2,9 persen.