Keyakinan Anis Kalau Basis Keumatan Prabowo Subianto Kembali di Pilpres 2024

Ketum Partai Gelora Anis Matta Konsolidasi di Sulawesi Barat
Sumber :
  • Partai Gelora

Jakarta – Basis suara Prabowo Subianto di Pilpres 2014 dan 2019, diyakini kembali pada Pilpres 2024 sekarang. Dimana Prabowo kembali maju sebagai calon presiden atau capres, berdampingan dengan Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres. Pasangan nomor urut 2 ini diusung Koalisi Indonesia Maju atau KIM.

Prabowo Panggil Sejumlah Menteri ke Istana, Bahas Bansos, Zonasi hingga Gaji Guru

Partai Gelora atau Gelombang Rakyat Indonesia, memiliki tugas mengembalikan basis dukungan Prabowo yang pernah diperoleh pada 2 kali pilpres sebelumnya tersebut. Pada Pilpres 2014 Prabowo tercatat mendapatkan perolehan 62.576.444 suara atau 46,85 persen. Sedangkan di Pilpes 2019 mencapai 68.650.239 atau 44,50 persen suara.

"Secara umum kami yakin betul, Insya Allah bahwa basis keumatan Prabowo akan kembali lagi memilih beliau," kata Ketua Umum Partai Gelora, Anis Matta, dalam keterangan dikutip Kamis, 14 Desember 2023.

Untuk Pilkada Jakarta, Prabowo Subianto Buat Surat Ajak Warga Pilih RK-Suswono

Anis Matta bersama Prabowo Subianto

Photo :
  • VIVA/ Natania Longdong

Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera atau PKS, itu juga akan memastikan basis massa yang dibawa Gibran Rakabuming Raka di Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim) mendukung Prabowo.

Presiden Prabowo Subianto Bakal Nyoblos Pilkada di Bojongkoneng

"Jadi pertama, selain mengembalikan basis keumatan Prabowo dan yang kedua adalah basis yang dibawa Mas Gibran, khususnya dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, Insya Allah kita juga akan memastikan ke beliau," kata Anis.

Wakil Ketua DPR RI periode 2009-2014 itu menegaskan, Partai Gelora mendapatkan tugas penting untuk memenangkan pasangan Prabowo-Gibran dengan mengembalikan suara umat pada Pilpres 2024 ini.

"Dan tugas terpenting dari Partai Gelora adalah berkontribusi bagi pemenangan Pak Prabowo dengan mengembalikan suara umat kembali ke Pak Prabowo," kata dia.

Meski begitu, Anis Matta menyadari sejak dulu memang ada kesulitan dalam mengonsolidasikan umat Islam. Hal ini berhubungan dengan pemikiran, akidah, dan hal-hal teknis.

"Kadang-kadang orang bilang ke saya, terlalu besar pikirannya. Padahal partai politik kan cuma buat cari suara, kursi gampang didapat dengan bagi-bagi minyak goreng. Kenapa mesti jauh betul pemikiran," ujarnya.

Menurut Anis, dalam memperjuangkan kepentingan umat tidak hanya sekadar berebut kursi di DPR atau suara di pilpres. Tetapi umat Islam harus memiliki penerawangan ke depan di tengah kekacauan dunia saat ini akibat krisis global.

"Jadi untuk memperjuangkan kepentingan umat ini, tidak hanya sekedar pemikiran, memperbaiki aqidah umat atau berhubungan dengan hal-hal teknis. Tapi mesti punya penerawangan yang jauh, bagaimana kita memperjuangkan umat itu dalam semua situasi yang kita hadapi, terutama di tengah kekacauan dunia yang terjadi sekarang," kata Anis. 

Kursi atau jabatan yang didapatkan, tekan Anis Matta, merupakan amanah yang memikul tanggung jawab yang besar. Sehingga, tidak hanya sekadar menandatangani suatu kebijakan atau undang-undang saja.

"Jadi semua itu harus mengerti betul tanggungjawabnya, bagaimana orang jadi Presiden, gubernur dan seterusnya. Kebanyakan kita masuk politik itu hilang jalan karena pada dasarnya kita tidak punya penerawangan yang jauh. Seperti orang pergi berlayar, kompasnya tidak jelas, navigasnya tidak jelas dan di tengah jalan kena badai,” katanya.

“Ini juga seperti papatah Bugis dalam mengenang kekasihnya yang pergi merantau, dia bilang mungkin kamu sekarang sedang ada di tengah samudera dan tidak pernah sampai ke tujuan, serta tidak untuk kembali. Itulah nasib partai-partai sekarang yang berebut hal-hal kecil setiap hari," jelasnya.

Politisi asal Sulawesi Selatan itu menambahkan, partai-partai sekarang termasuk partai Islam, tidak pernah memikirkan untuk mencapai hal-hal yang lebih besar.

"Kalau kita berpikir besar seperti ini tidak banyak uangnya seketika, nah itu yang bikin orang tidak sabar. Tapi jika berpikir kepentingan dalam skala umat, inilah yang mengilhami saya dalam mendirikan Partai Gelora," imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya