Pengamat: Anies Kritik Demokrasi Tanpa Oposisi, Tapi NasDem dan PKB Nyaman di Pemerintahan

Debat Capres-Cawapres Pertama Anies Baswedan
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta – Calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan menyebut saat ini sejumlah masyarakat tidak percaya dengan proses demokrasi dengan menyinggung soal kepercayaan terhadap partai politik yang rendah.

Isu NasDem Tidak Solid di Pilkada Jakarta, Gusti Arief: NasDem Sangat Solid Sekali

Anies menjelaskan ketika berbicara demokrasi, minimal ada tiga faktor yang harus digaris bawahi. Antara lain kebebasan bicara, oposisi yang bebas untuk mengkritik dan penyeimbang pemerintahan, kemudian adanya proses pemilu dan pilpres yang transparan.

Debat Capres-Cawapres Pertama Anies Baswedan

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa
Bela Jokowi, Rampai Nusantara Tak Sependapat Dengan Hasto Soal Kriminalisasi Terhadap Anies

Pengamat Politik, Arifki Chaniago menilai sebagai bargaining position dan memperkuat daya tawar narasi ‘perubahan’ di masyarakat itu sah-sah saja. Tetapi, juga harus selaras dengan sikap partai politik pengusungnya, yakni NasDem dan PKB.

“Mas Anies harus menyelaraskan narasi perubahan yang dimainkannya dengan sikap politik NasDem dan PKB. Jika NasDem dan PKB masih berada di pemerintahan berarti partai pengusung Anies setuju dengan keberlanjutan program Jokowi,” ujar Arifki. 

Eks Wantimpres Kecewa, Bilang Harusnya Jokowi Jadi Negarawan saat Pilkada

Selain itu, kritik yang dilemparkan Anies terhadap demokrasi juga dinilai tidak relevan. Menurut Arifki, di era media sosial semuanya terbuka dan setiap orang dengan mudah menyampaikan atau mendapatkan informasi.

“Anies memainkan narasi demokrasi itu karena memang posisinya kontra dengan pemerintahan Jokowi. Tetapi, pendukung Ganjar, atau Anies yang hari ini posisinya menjadi pengkritik pemerintah masih bebas saja menyatakan pendapatnya,” ungkap Arifki. 

Capres Nomor 01 Anies Baswedan saat menyampaikan visi-misi debat capres

Photo :
  • Tangkapan layar KPU

Ia juga menambahkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), justru menunjukkan indeks demokrasi naik dalam 3 tahun terakhir.

“Kita lihat saja data BPS, selama periode 2020 hingga 2022 skors indeks demokrasi buktinya mengalami kenaikan, di tahun 2020 skornya 73,66, tahun 2021 itu 78,12 serta di tahun 2022 angkanya 80,41,” tutup Arifki.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya