Budiman Sudjatmiko Bela Prabowo yang Sering Dicap Pelanggar HAM 98: Dia Jalankan Tugas Negara

Budiman Sudjatmiko saat acara Kopdarnas PSI
Sumber :
  • Dok. PSI

Jakarta - Aktivis 98 sekaligus Wakil Ketua Dewan Pakar Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko merespons soal calon presiden (capres) nomor urut dua Prabowo Subianto yang kerap diterpa isu pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) bahkan dicap pelanggar HAM saat peristiwa tahun 1998.

Istana Sebut Pertemuan Prabowo-Jokowi di Solo Cuma Kunjungan Bestie

Budiman mengatakan Prabowo saat tahun 1998 itu tengah memenuhi panggilan tugas negara sebagai prajurit TNI kala itu. Sementara dirinya, dulu bersama para aktivis 98 menjalankan tugas sejarah.

"Dulu, tahun 1998, kami di sini merasa sedang memenuhi panggilan sejarah untuk Indonesia yang lebih baik, Indonesia yang lebih bebas, Indonesia demokratis," kata Budiman dalam konferensi pers, Senin, 11 Desember 2023

Ridwan Kami Ketemu Prabowo dan Jokowi, Jubir Pramono-Rano: Mas Pram Lebih Dekat Dengan Kedua Tokoh

"Dulu, Pak Prabowo ada dalam posisi memenuhi panggilan tugas negara. Kami menjalankan tugas sejarah, Pak Prabowo menjalankan tugas negara. Kedua-duanya untuk menjaga Indonesia," sambungnya.

Bacapres Prabowo Subianto dengan Budiman Sudjatmiko

Photo :
  • ANTARA Foto
Prabowo Dicakar dan Digigit Kucing Peliharaannya, Nertizen: Cuma Bobby yang Berani Toyor Presiden

Budiman lantas menjelaskan, posisi tugas sejarah dan tugas negara berdampingan kala itu. Perlawanan pun tak bisa dihentikan mengingat para aktivis 98 ingin adanya perubahan.

"Tahun 98 tugas sejarah dan tugas negara ada dalam posisi berhadapan karena pada waktu itu negara otoriter, menolak untuk melakukan perubahan dengan cara baik-baik sehingga terpaksa kami melakukan terobosan dan perlawanan," ungkap Budiman.

Kini, Budiman mengatakan pihaknya ingin tugas negara dan sejarah berdampingan. Maka dari itu, dia dan para aktivis 98 bersatu mendukung Prabowo dan pasangannya Gibran Rakabuming.

"Hari ini kami bersama Pak Prabowo setelah 25 tahun, kami ingin tugas negara dan tugas sejarah tidak berhadapan, kami bersatu. Karenanya ada ancaman-ancaman, ada situasi-situasi yang mengharuskan kami bersatu," kata dia.

"Kami sebagai aktivis, bukan sekedar (ingin) Indonesia menjadi lebih bebas, bukan sekedar Indonesia jadi lebih baik dan lebih bersih, tapi Indonesia jadi lebih kuat karena tantangan-tantangan global, pergeseran pergesekan global yang mengharuskan Indonesia bersatu untuk kemajuan agenda hilirisasi, agenda-agenda agraris dan sebagainya," pungkas Budiman.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya