Mahfud MD: Jangan sampai Golput dengan Alasan Tidak Ada yang Bagus Calonnya
- Instagram Mahfud MD
Malang – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mengingatkan agar para pemilih muda tidak menjadi golput pada Pemilu 2024. Penggunaan hak pilih itu sangat penting agar mereka bisa ikut mewarnai negara pada masa yang akan datang.
“Jangan sampai golput dengan alasan tidak ada yang bagus calonnya,” kata calon wakil presiden nomor urut 3 yang berpasangan dengan Ganjar Pranowo ini, saat membuka acara “Diskusi Publik Generasi Muda Memilih: Mewujudkan Pemilu 2024 Tanpa Golput” dengan mahasiswa se-Malang Raya di Universitas Brawijaya, Malang, seperti disiarkan secara daring, Kamis, 7 Desember 2023.
Mereka yang memiliki sikap tidak golput, kata Mahfud, menandakan kematangan berpikir dan bersikap. Program yang ditawarkan oleh para calon pemimpin memerlukan telaah dan analisis dari publik termasuk kalangan muda dan karena itu akan melatih kedewasaan dalam menentukan pilihan.
Jika calon pilihan menang, mereka wajib menjaga dan mengkritik pilihannya agar pemimpin yang terpilih tidak menyimpang. Namun, jika pilihannya kalah, Mahfud meminta pemilihnya tidak anarkis.
Memilih pemimpin, kata Mahfud, meski hanya untuk masa jabatan lima tahun, memiliki pengaruh besar terhadap kelangsungan antargenerasi. “Masa depan Indonesia ini ditentukan anak muda, termasuk yang saat ini masih duduk di perguruan tinggi,” kata dia.
Menurut Mahfud, para calon legislatif dan presiden/wapres telah diseleksi melalui berbagai tahapan yang diatur oleh peraturan perundang-undangan.
Pemimpin, kata Mahfud, tetap harus lahir melalui mekanisme pemilu meskipun hanya sedikit masyarakat yang menggunakan hak pilihnya. “Nah, kalau anda golput, anda tetap terikat dengan mereka pemimpin yang terpilih pada pemilu itu, Karena itu rugi karena satu suara manfaatnya akan sangat besar bagi bangsa,” katanya.
Berdasarkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) nasional yang ditetapkan KPU, jumlah pemilih pada 2024 sebanyak 204.807.222 jiwa. Dari jumlah itu, 52 persen atau 106.358.447 jiwa merupakan pemilih muda.
Jika dirinci, pemilih berusia 17-30 tahun sebesar 31,9 persen. Sementara pemilih berusia 31-40 tahun sebesar 20,7 persen. “Mahasiswa sebagai pemilih potensial harus mampu menjadi agent of change agar para generasi muda tidak terpengaruh dengan berita bohong yang berseliweran di media sosial,” ujarnya.
Mahfud juga meminta civitas academica turut berperan aktif dalam Pemilu 2024.