Debat Capres-Cawapres, Yenny Wahid Ingatkan Pentingnya Nasionalisme
- Galih Purnama/VIVA.
Depok – Dewan Penasihat Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Yenny Wahid menyarankan agar debat kandidat calon presiden-calon wakil presiden tetap menggunakan bahasa Indonesia. Alasannya, kata Yenny, bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu bangsa.
“Indonesia ini kan banyak sekali banyak bahasanya, bahasa daerah kita bahasa dialek yang ada di Indonesia itu ada sekitar 300 bahasa. Para founding father kita, pendiri bangsa kita susah payah menyatukan bangsa Indonesia dengan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Mari kita hormati itu,” katanya usai menghadiri Istighosah di Pondok Pesantren Assa'adah, Cipayung, Depok, Kamis (7/12/2023).
Dengan menggunakan bahasa Indonesia itu menunjukkan rasa nasionalisme yang tinggi. Dia pun mengingatkan pendiri bangsa Indonesia sudah bersusahpayah mengupayakan adanya bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
“Kita tingkatkan rasa nasionalisme masyarakat dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar,” ungkapnya.
Penggunaan bahasa Inggris sebaiknya digunakan dalam forum internasional. Dan untuk debat yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) nanti tetap menggunakan bahasa Indonesia.
“Kalau forumnya forum internasional, bolehlah debat bahasa Inggris,” tegasnya.
Tujuan debat adalah untuk menyampaikan program yang diusung para pasangan calon (paslon). Dia bertanya apakah rakyat Indonesia seluruhnya paham bahasa Inggris jika debat menggunakan bahasa internasional itu.
“Rata-rata masyarakat Indonesia bisa bahasa Inggris nggak? Kalau rata-rata bahasa masyarakat Indonesia yang enggak bisa bahasa Inggris, ya lebih baik debat yang berbahasa Inggris khusus untuk forum-forum internasional saja,” ujarnya.
Oleh karena itu sudah sangat tepat bahwa debat menggunakan bahasa Indonesia. Sehingga apa yang ingin disampaikan pasangan calon dapat dimengerti.
“Debat itu adalah untuk mengemukakan program-program yang akan diusung oleh paslon supaya masyarakat Indonesia mendengar,” ungkapnya.
KPU menggelar debat merupakan salah satu agenda yang resmi. Sehingga bahasa Indonesia yang harus digunakan dalam debat tersebut. Yang utama, sambung Yenny adalah mau berdebat.
“Tapi kalau yang diadakan oleh KPU, debat resmi debat bahasa Indonesia saja. Kita punya bahasa persatuan kok. Yang paling penting adalah mau berdebat, itu yang pertama,” pungkasnya.