Survei: Simulasi 3 Cawapres, Gibran Paling Tinggi Dukungannya
- VIVA/M Ali Wafa
Jakarta - Ada temuan dalam survei terbaru versi Polling Insitute terkait dinamika elektoral terkini. Menurut Polling Institute, hasil surveinya menempatkan cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka paling banyak dipilih responden.
Peneliti Polling Institute Kennedy Muslim menjelaskan salah satu temuan survei pihaknya yaitu menyangkut simulasi 3 cawapres. Dalam survei itu, responden diajukan pertanyaan 'Siapa yang akan ibu/bapak pilih sebagai Wakil Presiden di antara nama berikut ini?'
“Pada simulasi 3 calon wakil presiden, Gibran paling tinggi dukungannya, mencapai 40,2 persen, disusul Mahfud MD 25,8 persen, baru Muhaimin Iskandar dengan 19,9 persen,” kata Kennedy, dalam paparannya, secara virtual, Kamis, 23 November 2023.
Sementara, dalam simulasi 3 cawapres, ada 14,1 persen responden yang tidak tahu atau tidak menjawa.
Menurut Kennedy, kehadiran Gibran sebagai cawapres membantu elektoral capres Prabowo Subianto. Sebab, dukungan dari suara anak-anak muda juga menguat.
Dalam survei itu, Polling Institute juga membedah jenjang kelompok umur. Sebagian dari mereka yang berusia 21 tahun ke bawah atau sudah punya hak untuk memilih menyatakan dukung duet Prabowo-Gibran.
Versi hasil survei, sebanyak 66 persen pemilih muda itu mendukung pasangan capres cawapres yang diusung Koalisi Indonesia Maju. Lalu, dukungan berikutnya mengarah untuk pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin) dengan mencapai 18,3 persen.
“Temuan kami, mereka yang berusia 21 tahun ke bawah hanya 10,3 persennya yang memilih Ganjar Pranowo-Mahfud MD,” ujar Kennedy.
Pun, dukungan untuk Prabowo-Gibran juga tinggi dari kalangan anak muda berusia 22-25 tahun dengan mencapai 59,6 persen. Setelah itu, ada pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD dengan 19,4 persen. Lalu, berikutnya pasangan Anies-Muhaimin 18,6 persen.
Survei terbaru Polling Institute itu dilakukan dalam kurun waktu 15-17 November 2023. Sebanyak 1.496 responden dilibatkan dalam survei.
Para responden itu dipilih melalui pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening. Angka tingkat kesalahan atau margin of error dalam survei diperkirakan kurang lebih 2,6 persen dengan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.