Pidato Ganjar Dianggap Sindir Kubu Rival, PDIP: Yang Nyatu dengan Rakyat Tak Panik
- VIVA/M Ali Wafa
Jakarta - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto angkat bicara soal pidato calon presiden Ganjar Pranowo dianggap menyindir kubu rival. Pidato Ganjar itu jadi perhatian usai pengambilan dan penetapan nomor urut di KPU RI pada Selasa malam, 14 November 2023.
Menurut dia, PDIP sebagai pihak yang menyatu dengan rakyat tidak perlu panik. Dia menyindir pihak yang panik yaitu bersekutu dengan kekuasaan dan melakukan rekayasa hukum.
"Kita kan menyatu dengan rakyat, siapa yang menyatu dengan rakyat, tidak pernah panik. Siapa yang bersekutu dengan kekuasaan sampai melakukan rekayasa hukum, itulah yang panik," kata Hasto kepada wartawan di gedung High End, dikutip Kamis, 16 November 2023.
Dia menuturkan setiap pemimpin bangsa harus menempatkan kedaulatan rakyat di atas segalanya, bukanlah kepentingan pribadi. Ia juga menambahkan rakyat yang menentukan masa depan bangsa dan bebas dari intimidasi.
"Ya bukankah ketika Indonesia merdeka itu menempatkan kedaulatan rakyat di atas segalanya. Rakyat yang menentukan arah masa depan, rakyat yang harus memberikan suara secara bebas tanpa intimidasi," ujar Hasto.
Lantas, kata Hasto, apa yang dijelaskan Ganjar Pranowo dalam pidatonya mewakili suara dan hati rakyat Indonesia dengan situasi politik yang saat ini sedang bergulir.
"Jadi, dimaknakan ke sana apa yang dilakukan Pak Ganjar kan mengutarakan bagaimana suara dari guru bangsa suara tokoh-tokoh bangsa yang dikenang kredibilitasnya," tuturnya.
Ganjar dalam pidato singkatnya usai pengundian urus capres cawapres di KPU menyampaikan punya tekad memperbaiki amanat reformasi kembali sesuai jalurnya. Menurut dia, demokrasi di Indonesia mesti berjalan jujur dan adil dalam proses Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.
Ganjar pun berjanji jika terpilih sebagai RI-1 bakal menjauhkan praktik kolusi, korup
"Saya ingin sampaikan dalam kesempatan yang berbahagia ini, setelah ini kita mesti bisa memastikan bahwa arah reformasi musti kita tuntaskan. Demokrasi yang berjalan jurdil (jujur, adil), situasi yang bisa berjalan pada rel, dan kita selenggarakan dengan betul-betul membawa integritas yang jauh, jauh sekali dari unsur KKN, harus kita pastikan," kata Ganjar.
"Inilah amanat reformasi, dan inilah amanat konstitusi yang sekarang kita pegang, dan tentu kita mesti menyelamatkan seluruh golongan, seluruh kelompok masyarakat, dan bagaimana sejatinya kita menjaga NKRI," katanya.
Omongan Ganjar itu direspons kubu rival. Salah satu petinggi Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, Nusron Wahid menilai pernyataan Ganjar dalam pidato sebagai sindiran.
Nusron menilai, sindiran KKN itu kerap merujuk pada kubu Prabowo-Gibran tidaklah tepat. Dia menyinggung hak suara Presiden Jokowi yang sama dengan rakyat biasa.
"Suara Presiden Jokowi sama dengan dengan suara tukang sapu, punya hak yang sama. Sehingga, kalau dikatakan ada KKN, di mana nepotismenya? Wong Pak Jokowi enggak bisa ngangkatin presiden, wakil presiden, yang ngangkat rakyat," kata Nusron kepada wartawan, Rabu, 15 November 2023.
Pun, dia menuturkan ada mandat rakyat di balik terpilihnya presiden dan wakil presiden. Maka itu, dia menekankan sebaiknya membebaskan rakyat untuk memilih capres dan cawapres yang dinilai mampu memimpin Indonesia selanjutnya.
"Semua ini kita kembalikan pada rakyat, biarkan rakyat yang memilih, kalau rakyat yang memilih apa yang baik di tangan Jokowi dilanjutkan, ayo kita dukung Prabowo," ujarnya.