Poltracking: Pemilih Jokowi di 2019, Mayoritas Hampir Separuhnya Beralih Dukung Ganjar
- Istimewa
Jakarta – Survei Poltracking Indonesia menyebut mayoritas pemilih Joko Widodo-Maruf Amin di Pilpres 2019 bakal memilih pasangan capres-cawapres Ganjar Pranowo dan Mahfud MD di Pilpres 2024. Hal itu jadi salah satu temuan dalam survei Poltracking Indonesia.
Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yuda, menjelaskan mayoritas hampir separuhnya beralih dukung ke Ganjar.
"Pemilih Jokowi di 2019, mayoritas, hampir separuhnya ke Ganjar. Sebaran pilihannya kepada Ganjar-Mahfud 47,2 persen," kata Hanta.
Dari data Poltracking, hanya 27,2 persen suara pemilih Jokowi-Amin di tahun 2019 yang memilih pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Temuan itu cukup mengejutkan karena status Gibran merupakan putra sulung Presiden Jokowi. Bahkan, keluarga Jokowi yakni putra bungsunya, Kaesang Pangarep serta menantunya Wali Kota Medan, Bobby Nasution sudah menyatakan dukungan pada Prabowo-Gibran. Namun, faktor keluarga Jokowi itu tak lantas membuat pemilih Jokowi otomatis beralih mendukung Prabowo-Gibran.
Lebih lanjut, Hanta menuturkan, ada juga pemilih Jokowi-Amin di Pilpres 2019 yang dukung pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. "Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar hanya 19,2 persen," ujarnya.
Adapun, sisanya sebanyak 6,4 persen responden memilih menjawab tidak tahu atau tidak menjawab.
Sementara, pemilih Prabowo - Sandiaga Uno di tahun 2019 mayoritas mendukung Prabowo-Gibran. "Prabowo-Gibran 56,2 persen," kata Hanta.
Kemudian, pemilih Prabowo dulu yang pindah ke Anies-Muhaimin, besarannya mencapai 30 persen. Sementara, suara Prabowo di pemilu sebelumnya yang berhasil direbut Ganjar hanya 9,6 persen. Sisanya 4,2 persen memilih tidak menjawab atau tidak tahu.
Hanta menuturkan metode penelitian survei yang digunakan Poltracking yaitu multistage random sampling dengan jumlah sampel 1.220 responden. Survei ini diklaim memiliki margin of error kurang lebih 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Pupulasi survei merupakan WNI yang sudah memiliki hak pilih, berusia di atas 17 tahun atau sudah menikah. Metode dan waktu survei menggunakan wawancara tatap muka dengan responden terpilih pada kurun waktu 28 Oktober-3 November 2023.
Terkait pendanaan, Poltracking mengklaim sumber dana melakukan rangkaian survei ini berasal dari internal mereka sendiri.