Yenny Wahid dan Nusron Wahid Dinilai Profesional Tak Bawa NU dalam Pilpres 2024
- VIVA.co.id/Uki Rama
Jakarta - Dua politikus yang masuk jajaran Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yakni Yenny Wahid dan Nusron Wahid diyakini bisa jaga profesionalitas dan integritasnya. Baik Yenny dan Nuron gabung ke dalam tim pemenangan Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno menilai figur Yenny dan Nusron bisa menjaga profesionalitas dan integritasnya. Sikap politik Yenny saat ini mendukung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Ia didapuk di posisi Dewan Penasihat Tim Pemenangan Nasional (TPN). Di PBNU, Yenny Wahid menjabat selaku Ketua Badan Pengembangan Inovasi Strategis PBNU.
Adapun, Nusron Wahid yang menjabat selaku salah satu Ketua PBNU serta Wakil Ketua Umum Partai Golkar masuk dalam tim pemenangan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.
Adi yakin terhadap dua figur tersebut karena dilatarbelakangi pernyataan tegas Yenny yang tak pernah membawa-bawa PBNU dalam mendukung Ganjar-Mahfud. Menurut dia, omongan Yenny seperti yang disampaikan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya yang berprinsip nama NU maupun kepengurusan PBNU tak boleh dibawa-bawa dalam kontestasi Pemilu 2024.
Dia juga menyoroti posisi dan keputusan serupa yang diambil Nusron Wahid yang menjadi tim pemenangan Prabowo-Gibran.
"Ya kalau kerja di PBNU pasti profesional. Mereka itu sesuai dengan tupoksinya akan menjalankan semua kerja-kerja politik di PBNU ya, itu nggak bisa dibantah, karena PBNU ini bukan lembaga negara, tapi kan lebih pada civil society sebenarnya, yang memang gerakannya lebih partisipatoris," kata Adi dalam keterangannya, Kamis, 2 November 2023.
Menurut Adi, Yenny Wahid tidak terbebani oleh tanggungjawab meski masuk ke dalam kepengurusan PBNU.
"Jadi, tidak ada tanggung jawab yang melekat pada setiap anggota ataupun pengurus PBNU yang menuntut mereka itu loyal 100 persen, seperti pembantu presiden atau seperti pejabat negara," kata dia.
Lebih lanjut, dia mengatakan sebagian besar pengurus dan anggota PBNU terafiliasi partai politik, seperti halnya Nusron Wahid. Hal itu dinilai tak akan mengganggu ke depannya.
"Kalau yang dimaksud profesional dalam arti dia bekerja maksimal di PBNU, pastinya tidak akan mengganggu apapun," lanjut Adi.
Meski demikian, ia bilang harus diakui ketika salah satu, bahkan banyak yang jadi pengurus NU, itu jadi bagian timses atau pengurus parpol maka ada kepentingan politik kuat.
"Dari pengurus partai dan tim pemenangan tertentu ya pastinya akan ada tarikan napas politik," ujarnya.