Ganjar Pranowo: Duluan Saya Gabung Parpol daripada Obama, Dia 35 Tahun Baru Gabung
- Istimewa
Bandung – Bakal calon presiden PDI Perjuangan (PDIP), Ganjar Pranowo mengatakan aktif bergabung ke dunia politik sejak usianya menjajaki 24 tahun. Dia menjelaskan niatnya itu sudah bulat demi merubah Indonesia yang lebih baik lagi.
"Ada mimpi besar seorang anak muda yang kepingin Indo jadi lebih baik, Ideologis. Masuk ke hati kemudian menjadi sebuah sikap, memutuskan dengan segala resiko," kata Ganjar.
Ganjar mengakui dirinya merasa gelisah saat tak berkecimpung dalam dunia politik. Dia pun mengaku telah banyak belajar dari para seniornya.
"Kemudian saya hitung-hitung dan saya banding-bandingkan saya gabung di partai politik di usia 24 tahun. 24 tahun saya mulai ikut berpolitik, masuk DPR usia saya 36 tahun," ujar eks Gubernur Jawa Tengah tersebut.
Bacapres Ganjar Pranowo
- Istimewa
Lantas, Ganjar pun menyinggung salah satu mantan Presiden Amerika Serikat ke-44 Barack Obama yang bergabung ke dunia politik di usia 35 tahun.
"Obama 35 tahun bergabung partai politik, duluan saya," tutur politikus PDIP tersebut.
"Tapi kami berdua sama-sama di usia 36 tahun masuk partai. Jadi, saya seangkatan dengan Obama di usianya waktu mau masuk. Tapi, dia di sana, kita di sini di usianya," lanjutnya.
Melanie trump, Donald Trump, Barack Obama dan Michelle Obama saat pelantikan
- CNN International
Dalam kesempatan itu, Ganjar menuturkan anak muda zaman dulu juga sama kegiatannya dengan anak muda era modernisasi ini. Menurut dia, anak muda zaman dulu kongkow bareng sambil meminum kopi. Namun, kata dia, anak muda zaman dulu kongkow itu ada sesuatu hal yang membahas negara Indonesia nantinya.
"Anak muda zaman dulu gimana? Liat aja gambarnya (nunjukin gambar kongkow bareng lewat power point). Ngopi juga, dia nongkrong juga, bajunya aja yang beda. Yang dulu juga sama seperti ini dia ngopi, dia nongkrong dan dia juga berpikir tentang bangsanya," ujar Ganjar.
Wakil Mendagri: Sistem Politik atau Sistem Pemilu Indonesia Boros
Wakil Menteri Dalam Negeri mengatakan bahwa Presiden RI Prabowo Subianto meminta untuk memperbaiki sistem pemilihan umum (pemilu) karena tidak efisien dan terlalu mahal.
