Petinggi Demokrat Bongkar Rahasia Pertemuannya dengan Anies dan Ancam Cabut Dukungan
- tvOne/Jo Kenaru
Manggarai - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Benny Kabur Harman mengulas lagi kedekatan Partai Demokrat dengan Anies Baswedan dan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) waktu masih bersama di dalam Koalisi Perubahan sebelum kedua tokoh ity gagal berpasangan menjadi capres dan cawapres.
Diceritakan Benny, dalam perjalanan usai memutuskan arah koalisi mendukung Anies, Partai Demokrat diganggu dengan isu politik agama. Sebab, Anies Baswedan kental dikaitkan dengan tudingan pendukung khilafah, sebuah gerakan politik dengan misi mendirikan pemerintahan Islam sedunia termasuk di Indonesia.
Namun, isu bahwa Anies pendukung khilafah, kata Benny, bisa diredam oleh sosok AHY yang lebih moderat, nasionalis, dan religius.
"Kita sudah mencoba dorong Pak ketua Umum kita, Pak AHY, calon wakil presiden waktu itu; kita mau maju dengan Pak Anies Baswedan tapi banyak yang tidak suka, tidak setuju, tidak senang, kalau partai kita gabung dengan partai yang mendukung Anies," kata Benny dalam pidato politiknya usai melantik pengurus Partai Demokrat Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa,10 Oktober 2023.
Anggota Komisi III DPR RI ini membeberkan kedekatannya secara pribadi dengan Anies Baswedan sampai bertandang ke rumah Anies pada suatu hari demi membicarakan keinginan Demokrat untuk memasangkan AHY sebagai cawapres Anies.
"Padahal saya kenal baik Anies Baswedan ini. Waktu itu saya datang ke rumahnya Bapak Anies Baswedan, saya bilang, 'Bung, kalau mau jadi presiden, saya minta AHY jadi wakil presiden. Kalau tidak, kita cabut'," kenang Benny.
"Dia sudah oke, sudah menyatakan, ya, dan tertulis mendukung AHY jadi calon wakil presiden," katanya.
:Mengapa saya minta AHY jadi calon wakil presiden," dia menekankan, "supaya tuduhan Anies ini mendukung khilafah bisa dijamin oleh Bapak AHY, tokoh nasionalis, tokoh religius. Tapi begitu dia tidak pilih AHY, kita tinggalkan dia."
Benny mengungkapkan, isu khilafah juga pernah menghantam Partai Demokrat pada Pemilu Presiden 2019. Serangan itu dari lawan politik, yakni pendukung Jokowi, gara-gara Demokrat mendukung Prabowo saat itu.
Namun, politik semacam itu hanya untuk mengganggu, karena orang-orang yang memainkan isu ini ternyata berbohong. Buktinya, Prabowo Subianto ditarik masuk ke pemerintahan Jokowi sebagai Menteri Pertahanan.
"Dan saya di mana-mana selalu omong, dulu 2019, kami dukung Prabowo tapi oleh pendukung Bapak Jokowi kita dibilang pendukung khilafah, hanya karena mendukung Bapak Prabowo. Tapi begitu Bapak Jokowi jadi Presiden, Bapak Prabowo yang dia dulu disebut dukung khilafah, diangkat jadi menterinya Bapak Jokowi, berarti penipu ini orang-orang," katanya, sambil terkekeh.
Jo Kenaru/Manggarai