Kabar Demokrat Masuk Kabinet Usai Kursi Mentan Kosong, Ketum Projo: Isu Boleh Saja
- Dok. VIVA.co.id
Jakarta - Posisi Menteri Pertanian definitif saat ini, kosong. Usai Syahrul Yasin Limpo, mengajukan pengunduran diri ke Presiden Joko Widodo, lantaran terkait kasus dugaan korupsi di Komisi Pemberantasan Korupsi, KPK. Kabar masuknya Demokrat di kabinet, mencuat. Apalagi sebelumnya Presiden Jokowi melakukan pertemuan tertutup dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY, di Istana Bogor.
Menteri Komunikasi dan Informatika, yang juga Ketua Umum Relawan Pro Jokowi (Projo), Budi Arie Setiadi, mengatakan bahwa sebagai sebuah isu kalau Demokrat masuk kabinet, adalah sah-sah saja.
“Ya semua isu boleh aja. Kan Pokoknya semua itu lah,” kata Budi Arie di Kompleks Istana Kepresidenan pada Senin, 9 Oktober 2023.
Menurut dia, soal reshuffle kabinet menjadi hak prerogratif Presiden Jokowi. Sehingga, ia menyebut ditawari atau tidaknya Partai Demokrat untuk masuk kabinet tergantung dari keputusan Presiden Jokowi.
“Pokonya semua itu putusan terbaik dari Pak Presiden,” ujarnya.
Apalagi, kata dia, saat ini ada kursi kosong untuk posisi Menteri Pertanian. Sehingga reshuffle menjadi suatu yang pasti dilakukan. Tinggal menunggu siapa yang akan dipilih oleh Presiden. Saat ini, untuk sementara Presiden Jokowi sudah menunjuk Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo, sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Pertanian.
“Namanya juga ada yang kosong. Tapi kan kita mau pilih yang bisa mengeksekusi, karena kan waktu kita kan pendek. Tapi semua itu hak prerogatif presiden, kita tunggu aja lah,” jelas dia.
Dia mengatakan sebaiknya menunggu saja keputusan Presiden Jokowi. Sebab, ia tidak mau masuk dalam kategori gosip. “Saya enggak mau bergunjing. Masa nanti Menkominfo tukang gosip,” pungkasnya.
Profesor Ilmu Politik Anggap Rencana Reshuffle Lagi Hanya untuk Kepentingan Balas Jasa
Guru Besar Ilmu Politik Universitas Andalas menilai tidak akan ada reshuffle atau perombakan kabinet untuk menggantikan Tri Rismaharini dan Pramono Anung.
