Megawati: Kalau Menyebut Marhaenisme, Langsung Dikatakan Kita Ini Komunisme
- YouTube PDIP
Jakarta - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menegaskan bahwa prinsip marhaenisme, ideologi politik yang dikembangkan oleh Sukarno, tidak terikat pada kerangka pemikiran komunisme.
Megawati mengatakan itu karena banyaknya pihak, terutama mereka yang tidak memahami sejarah, yang kerap mengaitkan kerangka pemikiran marhaenisme dengan komunisme.
"Dulu banyak orang selalu mengorelasikan, kalau menyebut marhaenisme, langsung dikatakan kita ini komunisme. Padahal berarti orang itu tidak tahu sejarah dan tidak tahu apa sebenarnya marhaen," ujar Megawati dalam pidatonya dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDIP di JI-Expo Kemayoran, Jakarta, Jumat, 29 September 2023.
Marhaenisme, katanya, merupakan falsafah hasil rumusan dan pemikiran Proklamator RI Sukarno pada saat menemui seorang petani bernama Marhaen di Bandung. Falsafah itu muncul melalui pertanyaan Sukarno kepada Marhaen.
Dalam dialog itu, Megawati mengutip Sukarno saat mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang kegiatan pertanian perorangan kepada Marhaen. Topik kepemilikan sawah hingga harga jual menjadi dialog Sukarno dengan Marhaen.
"Lalu beliau (Sukarno) bertanya, 'Apakah dengan kecukupan bapak itu cukup?' Iya, tetapi saya tidak bisa memberikan tambahan bagi orang lain'," katanya.
Megawati menegaskan, melalui pertanyaan itu falsafah marhaenisme muncul. Kisah di balik pemikiran marhaenisme bukan omong kosong belaka karena makam marhaen bisa ditemukan di daerah Bandung.
"Ini sebetulnya filosofi marhaenisme, dan ini yang saya ingin kenalkan Bapak Presiden, Bapak Wakil Presiden, dan kalau mau tahu supaya jangan ada prasangka, makamnya itu ada. Silakan cari di Kampung Cipagalo, Bandung. Jadi, itu bukannya omong kosong," katanya.