Jokowi Diduga Sudah Tak Nyaman di PDIP, PSI Bakal Jadi 'Mainan Baru' Pasca Lengser?
- VIVA/M Ali Wafa
Jakarta - Didapuknya Kaesang Pangarep menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dispekulasikan terkait dengan kepentingan politik Presiden RIÂ Jokowi. Pasca lengser dari RI-1, Jokowi diprediksi masih butuh 'mainan baru' politik.
Pengamat politik Selamat Ginting menganalisa demikian karena Jokowi dalam hitungan setahun lagi akan lengser dari jabatan RI-1. Ia menduga eks Gubernur DKI Jakarta itu sudah tak nyaman di PDI Perjuangan (PDIP).
"Menurut saya patut diduga PSI akan jadi rumah baru bagi keluarga Jokowi. Jokowi merasa tidak nyaman lagi di PDIP ketika Megawati sudah memimpin partai selama 32 tahun. Kita tahu bahwa Jokowi ingin soft landing," kata Selamat Ginting dalam Catatan Demokrasi tvOne yang dikutip VIVA pada Rabu, 27 September 2023.
Dia membandingkan saat Megawati Soekarnoputri lengser sebagai Presiden ke-5 RI di usia sekitar 57 tahun. Lalu, Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY di usia 65 tahun. Baik Megawati dan SBY punya kendaraan parpol pasca lengser yaitu PDIP serta Demokrat.Â
"Jadi, tahun depan Jokowi 63 tahun, dia masih butuh mainan baru. Maka mainan itu adalah PSI. Patut diduga seperti itu," ujar dosen Universitas Nasional tersebut.
Ginting sebelumnya menyampaikan analisa awalnya kondisi Indonesia tidak bakal ada tanpa demokrasi. Begitu juga menurutnya demokrasi tidak ada tanpa politik. Kemudian, politik tidak ada tanpa partai politik. Sementara, kata dia, partai politik tidak ada tanpa aktor politik.Â
"Presiden Jokowi adalah aktor partai politik. Dia punya kelebihan antara lain di dalam menggalang informasi dalam pengertian dia mampu masuk ke wilayah-wilayah baru dengan pencitraannya," jelas Ginting.
Namun, dia menilai Jokowi ada kekurangannya yaitu ‘citra cermin’ dan soal korporasi kendaraan parpol. Ginting mengamati kondisi sekarang justru Jokowi membuka kartu politiknya. "Kartu politik mulai dibuka ini oleh Presiden Jokowi," ujarnya.
Menurut dia, semula PSI dipersepsikan sebagai partai orang muda. Namun, kata dia, begitu muncul Kaesang maka tidak bisa dilepaskan dari persepsi aktor politiknya yaitu Jokowi.Â
"Jadi, ada kepentingan yang sama antara kepentingan PSI dan Jokowi, keluarga Jokowi. Jadi, tidak ada politik yang kebetulan," sebut Ginting.
Tanggapan Elite PDIP
Politikus PDI Perjuangan (PDIP) Kapitra Ampera menanggapi analisa Selamat Ginting. Bagi dia, analisa Ginting menyesatkan soal Jokowi ingin PSI jadi mainan baru lewat Kaesang.Â
"Kapitra Ampera, ini miss leading analisis. Ini analisa yang menyesatkan," tutur Kapitra.Â
Dia menyampaikan begitu karena PSI sudah mengatakan figur Kaesang bukan pohon yang bisa dipindah-pindahkan ke sana ke sini. Kata Kapitra, Kaesang punya sikap dalam menjalankan pilihan politiknya.Â
"Sebagai human political, dia punya pemikiran dan pilihan-pilihan itu sendiri," ujar Kapitra.
Kapitra juga menyebut bahwa Jokowi sudah bilang bahwa Kaesang punya kebebasan karena sudah berkeluarga. Bagi dia, analisa Ginting seperti ingin perkeruh suasana politik.
"Jadi, kalau kita tarik terus lalu coba fetakompli antara Kaesang dengan aktor politik itu justru memperkeruh harmonisasi yang terjadi di dalam politik," jelas Kapitra.