5 Fakta Kaesang Pangarep Jadi Ketum PSI, Akui Punya Privilege
- VIVA/M Ali Wafa
Jakarta – Putra bungsu Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) Kaesang Pangarep diangkat menjadi ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menggantikan Giring Ganesha. Hal itu diungkapnya lewat acara Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) PSI yang digelar di Djakarta Theatre, Jakarta Pusat, Senin, 25 September 2023.
“Mari kisa sambut ketua umum baru kita Bro Kaesang Pangarep,” kata wakil ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie di Djakarta Theatre, Jakarta Pusat, Senin 25 September 2023.
Padahal, bulan Juli Kaesang mengaku tak mau terjun ke politik. Malah kini dia jadi Ketum PSI meski baru gabung dua hari. Berikut kami rangkum sejumlah fakta soal Kaesang jadi Ketum PSI.
Santai dihujat masuk ke PSI bukan PDIP
Suami Erina Gudono mengaku pasrah ketika mendapat hujatan lantaran ia memilih bergabung ke PSI bukan PDIP seperti ayah dan kakaknya. Kaesang menyebut hujatannya itu dialami saat ia mendapat Kartu Tanda Anggota (KTA) PSI.
“Baru saja terima KTA PSI langsung diserang, dihujat, dan dihina,” kata Kaesang saat pidato pertamanya.
Kaesang pun menjelaskan dirinya tak masalah menerima hujatan tersebut. Sebab, dosis hujatan usai gabung ke PSI itu tak sebanding dengan apapun yang telah didapatkan hujatan sebelumnya.
Dia mengaku pernah dituduh antek PKI, ijazah palsu hingga planga plongo. "Saya sih biasa saja, dosisnya masih rendah lah. Gak sebanding yang dituduh PKI, antek Cina, anti islam, planga plongo, ijazah palsu," kata dia.
Dapat restu dari istri
Ketum PSI Kaesang mengatakan, bahwa bergabungnya dia ke PSI berkat restu dari sang istri, Erina Gudono. Sebelum itu, ia berterimakasih kepada Dewan Pembina PSI dan Giring Ganesha. Dia juga berterimakasih kepada sejumlah relawan Jokowi yang hadir.
“Terima kasih sudah mengantarkan Pak Jokowi jadi Presiden 2 periode,” kata dia.
Setelah itu, barulah Kaesang mengucapkan terimakasih untuk sang istri tercintanya. Kaesang menyebut kalau bukan karena restu sang istri, dirinya tidak akan bisa gabung dengan PSI.
“Terima kasih kepada istri tercinta, tanpa restunya saya tidak bisa berdiri di sini. I love you so much,” kata Kaesang.
Alasan masuk politik
Salah satu alasannya harus terjun ke dunia politik adalah ia sangat miris melihat sejumlah kalangan muda harus sinis dengan dunia politik. Meski begitu, ia tak pernah menyalahkan jika kawula muda sinis kepada dunia politik.
“Pertama, banyak orang itu tanya, ngapain sih saya tuh masuk ke politik? Saya sadar banyak anak-anak muda yang pesimis dan sinis dengan politik, saya tidak bisa nyalahin mereka,” ujar Kaesang di Jakarta Pusat.
Kata Kaesang, kawula muda menilai negatif dunia politik karena mereka sudah beranggapan kalau politik itu tempatnya bertengkar.
“Betapa tidak, politik terlajur diasosiasikan sebagai pusatnya berantem, fitnah, hoaks, korupsi, politik uang dan sebagainya. Yang kaya gitu enggak usah ditepuktanganin,” kata Kaesang sambil meminta ke kader untuk tidak tepuk tangan.
Jokowi jadi inspirasinya
Meski begitu, Kaesang justru terjun ke dunia politik karena melihat dari sudut pandang yang berbeda. Dia menyebut politik merupakan salah satu sumber kebaikan jika jatuh di tangan seseorang yang tepat.
“Tapi izinkan saya melihat dari kacamata yang lain, kacamata optimisme, bahwa politik bila dilakukan secara benar oleh orang yang tepat maka politik akan menjadi sumber kebaikan dan kesejahteraan,” terangnya.
Bahkan, dia menyebut jika dirinya terjun ke dunia politik karena mencontoh sikap Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang juga sekaligus ayahnya.
“Terus terang saya masuk politik itu ya salah satu inspirasinya ya bapak saya sendiri,” bebernya.
Jadi Ketum karena privilege
Kaesang mengaku jika dirinya ditunjuk sebagai Ketum PSI karena dirinya mempunyai privilege. Sebab, dia merupakan putra dari Presiden RI Jokowi.
“Privilage selalu ada, sudah gitu aja. Ya privilege, lha saya mengiyakan,” ujarnya.
Kaesang menyebutkan kalau PSI memanglah sebuah partai kecil. Namun, dia mengajak seluruh kader PSI untuk bergotong royong agar bisa masuk parlemen di Pileg 2024.
“Memang partai kecil. Kita kemarin berapa persen saja belum lolos parliamentary threshold,” kata dia.