Layak Cawapres, Yusril Ihza Mahendra Dinilai Bisa Raup Suara Umat Islam

Pertemuan Prabowo Subianto dengan Yusril Ihza Mahendra
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta – Partai politik pendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden atau capres, semakin kuat dan besar pasca Partai Demokrat resmi bergabung dalam Koalisi Indonesia Maju atau KIM. Walau sederet nama telah disodorkan untuk bakal cawapres, namun hingga kini belum ada keputusan siapa yang mendampingi Prabowo di Pilpres 2024.

Dukungan resmi Demokrat ke Prabowo Subianto, dideklarasikan pada Kamis 20 September 2023, dalam Rapimnas partai yang diketahui Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY itu.

Dengan masuknya Demokrat, maka sudah ada 8 partai pengusung Prabowo yaitu Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Gelora, Partai Garuda, dan Partai Prima.  

Prabowo sendiri belum bisa memberi kepastian, kapan dia akan mengumumkan pendampingnya sebagai cawapres. Selalu dijawab oleh Menteri Pertahanan RI di Kabinet Indonesia Maju 2019-2024 itu, akan dibahas dengan pimpinan partai di KIM.

Beberapa nama yang mencuat untuk menjadi cawapres pendamping Prabowo seperti Erick Thohir yang diajukan PAN, Airlangga Hartarto yang diajukan Golkar, termasuk Muhadjir Effendy, hingga Ketua Umum PBB Prof Yusril Ihza Mahendra.

Terkait itu, pengamat politik dari Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro, menilai Prabowo harus cermat untuk memilih cawapresnya. Karena cawapres harus bisa melengkapi apa yang kurang dari capres.

"Jika merujuk Pilpres 2019 lalu, dari segi representasi wilayah maupun elektoral, juga logistik, Prabowo memiliki kebutuhan suara di Jawa Tengah dan Timur," ujar Bawono.

"Untuk menutupi kekurangan suara tersebut, kata Bawono, Yusril Ihza Mahendra dan Muhadjir Effendy bisa melengkapi suara dari kalangan umat muslim," jelasnya melanjutkan.

Hal senada dikatakan pengamat dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Cecep Darmawan. Dia menyebut, Yusril masih punya peluang untuk menjadi bakal cawapres mendampingi Prabowo. Alasannya, Yusril adalah figur moderat, representasi perkotaan dan bisa menjadi faktor utama untuk mengangkat elektoral Prabowo.

"Yusril mewakili kaum perkotaan dan (Islam) moderat. Hal ini sangat memungkinkan Yusril mendampingi dan memperkuat Prabowo," katanya.

TNI AL Uji Coba Makan Siang Bergizi Gratis Serentak di 18 Titik Seluruh Indonesia

Sebagai cawapres, jelas dia, sosoknya harus benar-benar menjadi penguat elektabilitas capres, dalam hal ini elektabilitas Prabowo.

Menurutnya, tim sukses dari seluruh calon presiden harus menghitung secara matang kapasitas dan value dari bakal cawapres yang dibidik.

Prabowo Akan Maafkan Koruptor jika Kembalikan Uang Negara, Mahfud: Itu Berisiko

Saat ini, ada tiga poros koalisi yang besar kemungkinan maju di Pilpres 2024. Yakni KIM yang mengusung Prabowo Subianto sebagai capres.

Lalu ada Koalisi Perubahan yang terdiri dari PKB, Nasdem dan PKS. Mereka telah mendeklarasikan pasangan capres-cawapres, Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

Zulhas Ingatkan 9 Kader PAN di Kabinet Prabowo Fokus Wujudkan Swasembada Pangan

Sedangkan poros ketiga ada partai-partai yang mendukung Ganjar Pranowo, yakni PDIP, PPP, Hanura, dan Perindo.

Menko Kumham Imipas Yusril Ihza Mahendra

Tak Ada Efek Jera Bagi Koruptor Kalau Dimaafkan, Yusril Singgung 'Otak Belanda'

Menko Hukum dan HAM Yusril Ihza Mahendra berkelakar soal 'otak Belanda' ketika ditanya perihal bagaimana efek jera yang diterima para koruptor kalau dimaafkan

img_title
VIVA.co.id
21 Desember 2024