Heboh Lagi Isu 2 Poros Pilpres 2024, Pakar: Tidak Ada Asap Jika Tidak Ada Api
- VIVA/M Ali Wafa
Jakarta - Dinamika politik jelang pendaftaran capres dan cawapres tengah jadi perhatian karena muncul lagi isu dua poros koalisi bisa terjadi di Pilpres 2024. Kemunculan dua poros ini kembali dilontarkan elite politisi seperti Wakil Ketua Umum DPP PKB Jazilul Fawaid.
Pakar politik Ujang Komarudin menganalisa isu dua poros itu sudah ada sejak sekitar dua tahun lalu. Bagi dia, isu itu muncul karena ada pemicunya lantaran makin dekat dengan masa pendafaran capres dan cawapres.
"Saya melihat begini tidak ada asap jika tidak ada api. Dalam konteks itu, kan dalam skema dua pasangan itu, saya melihat sejak dua tahun lalu. Digoreng-goreng itu lalu di detik-detik terakhir jelang pendaftaran katakanlah tanggal 19 (Oktober) nanti," kata Ujang dalam Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne yang dikutip VIVA pada Jumat, 22 September 2023.
Baca Juga: Petinggi PKB Sebut Pilpres 2024 Bisa Jadi Cuma 2 Poros
Menurut Ujang, bukan hanya PKB tapi juga PDIP yang melontarkan isu skema dua poros tersebut. Ia menyinggung elite PKB dalam isu dua poros itu menyangkut poros perubahan dan keberlanjutan
Dia menganalisa, jika benar dua poros itu terjadi, maka bisa saja duet Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar alias Cak Imin gagal dapat tiket ke Pilpres 2024. Ujang memprediksi bila Anies-Cak Imin gagal maka hanya tersisa poros Ganjar Pranowo dengan Anies Baswedan.
"Misalkan kalau Cak Iminnya lari dari Koalisi Perubahan, masih bisa lari. Siapa yang menjamin tidak bisa lari? Kalau lari pun artinya masih ada dua, Ganjar dan Prabowo," jelas Ujang.
Pun, Ujang menyinggung skema paket yang dulu pernah ditawarkan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. Skema dua paket itu menurutnya menyertakan Ganjar dan Anies.
"Dua poros juga yaitu Ganjar, Anies. Tapi, ini kan tidak diterima pak Lurah lah, kira-kira begitu," sebut Dosen Universitas Al Azhar tersebut.
Namun, ia menyoroti skema dua poros itu kini muncul lagi. Maka, menurutnya perlu dilihat dinamika politik selanjutnya "Ending-nya seperti apa? Kita lihat nanti," jelasnya.
Dia bilang potensi dua poros itu kemungkinan bisa terjadi di 2024. Ujang bilang demikian karena dalam politik selalu ada kemungkinan.
"Politik itu bukan angka matematis, selalu berubah. Ending semua itu kan kita akan lihat ke depan seperti apa?" tuturnya.