PDIP Sangat Traumatik Jika Pilpres 2 Putaran, Berpotensi Ganggu Dominasi Kemenangan

Ilustrasi simbol PDIP dalam Peringatan Bulan Bung Karno 2023
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta - PDI Perjuangan (PDIP) dinilai punya traumatik dengan kekalahan jika Pemilihan Presiden atau Pilpres berlangsung dua putaran. Pengalaman dua putaran yang membuat PDIP kalah jadi penilaian.

Budi Gunawan Minta Usulan KPU jadi Badan Ad Hoc Dikaji Lebih Dalam

Demikian analisa disampaikan pakar politik dari Voxpol Center Research & Consulting, Pangi Syarwi Chaniago. Dia mengungkit omongan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto yang pernah berpendapat Pilpres cukup diikuti dua pasangan capres dan cawapres.

Bagi Pangi, kondisi itu menguatkan indikasi adanya upaya dari penguasa untuk mempengaruhi proses seleksi pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.

Hasto Sebut Partai Coklat Masif Bergerak di Pilgub Sumut: Kami Khawatir dengan Pak Edy Rahmayadi

"Intervensi politik semacam ini menjadi isu yang sangat sensitif, karena demokrasi seharusnya mempromosikan partisipasi terbuka, setara dan adil," kata Pangi, dalam keterangannya, Jumat, 15 September 2023.

Dia bilang saat ada upaya mempengaruhi hasil pemilihan dengan membatasi jumlah peserta maka ia mempertanyakannya. Menurut dia, hal itu apakah sesuai dengan semangat demokrasi atau hanya upaya pertahankan dominasi politik semata.

Hasto-PDIP Bakal Kirimkan Buku Sabam Sirait 'Politik itu Suci' ke Maruarar: Supaya Beliau Merenung

Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago

Photo :
  • Istimewa

Pun, ia menyertakan data terbaru dari Voxpol Center Research and Consulting terkait kecurigaan adanya intervensi jelang 2024.

"Data terbaru dari Voxpol Center Research and Consulting yang mengungkapkan mayoritas masyarakat (40,3%) percaya ada intervensi penguasa untuk mempengaruhi proses seleksi pasangan calon presiden," jelas Pangi.

Menurut dia, hal itu mencerminkan tingkat ketidakpercayaan publik terhadap integritas proses politik. Pangi menganalisa pernyataan elite PDIP seperti Hasto ditafsirkan mencerminkan ada kekhawatiran tentang potensi kekalahan jika pasangan calon presiden lebih dari dua pasang.

Dia menyebut dari beberapa fakta pengalaman pemilu, PDIP kalah jika kontestasi berlanjut ke putaran dua. Salah satunya seperti Pilkada DKI Jakarta 2017 yaitu duet jagoan PDIP Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Syaiful hidayat kalah melalui dua putaran.

Kemudian, Pangi juga menyinggung soal Pilpres 2004 yang juga berlangsung dua putaran. Ketika itu, Megawati Soekarnoputri duet dengan Hasyim Muzadi yang melenggang ke putaran dua kalah dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla.

"Dan, jika terjadi pemilihan putaran kedua, sangat traumatik bagi PDIP dan berpotensi menggoyahkan dominasi mereka. Itu artinya PDIP tidak siap kalau pemilu ada 2 (dua) putaran," tutur Pangi.

Lebih lanjut, dia menuturkan dengan hanya dua pasang capres pemilu yang akan berlangsung satu putaran pemilu saja. Hasilnya pun capres jagoan PDIP menang. Ia mencontohkan keberhasilan PDIP di Pilpres 2014 dan 2019.

Kata dia, upaya menyederhanakan jumlah kandidat capres bisa dipandang sebagai langkah antisipatif. Selain itu, menurutnya karena pertimbangan pragmatis belaka untuk menyelamatkan kepentingan pragmatis serta transaksional.

"PDIP sudah sangat sangat percaya diri (level confidance) berpengalaman mengulangi kesuksesan layaknya dua kali pemilu sebelumnya," lanjut Pangi.

"Copy paste dari 2 kali pemilu sebelumnya. Pemilu yang diikuti 2 (dua) pasang capres. Menang  dalam  satu putaran saja," ujar Pangi.

Adapun survei terbaru Voxpol Center Research and Consulting dilakukan pada 24 Juli-2 Agustus 2023. Survei menggunakan metode multistage random sampling.

Jumlah sampel dalam survei adalah 1.200 dengan toleransi kesalahan (margin of error) sebesar ± 2,83 persen. Survei juga menjangkau 34 provinsi secara proporsional berdasarkan data Daftar pemilih Tetap (DPT) pemilu 2024.

Sementara, pengumpulan data dilakukan melalui wawancara secara mendalam secara tatap muka (face to face) oleh surveyor yang sudah terlatih.ResmiHasil Sidang Majelis Syuro Resmi Usung Duet Anies-Cak Imin maju Pilpres 2024

 

Dok. Istimewa

Bela Jokowi, Rampai Nusantara Tak Sependapat Dengan Hasto Soal Kriminalisasi Terhadap Anies

Ketua Umum Rampai Nusantara, Mardiansyah Semar tidak sependapat dengan pernyataan dari Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terkait dugaan kriminalisasi terhadap Anies Baswedan.

img_title
VIVA.co.id
25 November 2024