Ganjar Pranowo Muncul dalam Tayangan Azan Magrib di TV Kewenangan KPI, Menurut KPU
- VIVA/ Yeni Lestari
Jakarta - Komisi Pemilihan Umum (KPU) menganggap masalah kemunculan bakal calon presiden dari PDIP Ganjar Pranowo dalam tayangan azan magrib di salah satu televisi swasta bukan kewenangannya melainkan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sebagai otoritas pengawas penyiaran.
"Berkaitan dengan konten tersebut dan merujuk pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2022 tentang Penyiaran maka itu sepenuhnya kewenangan KPI," kata Idham saat dikonfirmasi wartawan di Jakarta, Senin, 11 September 2023.
Idham megingatkan, pendaftaran pasangan calon presiden dan calon wakil presiden belum dibuka oleh KPU. Rencananya, pendaftaran itu baru akan dibuka pada 10-16 Oktober 2023. "Artinya, saat ini belum ada peserta pemilu presiden dan wakil presiden," ujarnya.
Selain itu, kampanye baru dimulai pada 28 November 2023 selama 75 hari ke depan sampai 10 Februari 2024. Artinya, saat ini belum termasuk masa kampanye pemilu sebagaimana diatur dalam undang-undang.
Ganjar Pranowo muncul dalam tayangan azan magrib yang ditayangkan salah satu televisi swasta. Tayangan azan itu dimulai dari memunculkan pemandangan alam Indonesia hingga akhirnya Ganjar muncul menyambut jemaah yang akan salat.Â
Dalam tayangan azan itu terlihat, Ganjar mengenakan baju koko berwarna putih, peci hitam, dan sarung batik. Ganjar lebih dulu disorot melakukan wudhu dan duduk di saf depan sebagai makmum sebelum salat.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menyebut tayangan tersebut bukan sebagai bentuk politik identitas. "Bukan [politik identitas], karena dari sisi Pak Ganjar Pranowo merupakan sosok yang religius, religiusitasnya tidak dibuat-buat," kata Hasto dikutip pada Minggu, 10 September 2023.
Ia menilai tidak perlu lagi meragukan sosok religiusitas Ganjar, karena memang pribadinya terlihat rajin beribadah dan santun. Apalagi istri Ganjar, Siti Atiqah, berasal dari kalangan pesantren sehingga ia melihat sosok Ganjar yang rajin beribadah tidak dibuat-buat.
Jadi, Hasto menegaskan, Ganjar Pranowo dalam model tayangan azan di televisi merupakan ajakan kepada masyarakat untuk menunaikan ibadah. Tentunya hal itu merupakan hal yang positif dan tidak ada kaitannya dengan politik identitas.