Cak Imin Tinggalkan Prabowo Demi Anies Baswedan, Suara Nahdliyin akan ke Mana?

Ketum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dengan Anies Baswedan.
Sumber :
  • ANTARA Foto

Surabaya – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKBMuhaimin Iskandar atau Cak Imin meninggalkan Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mengusung Prabowo Subianto sebagai bakal capres. Cak Imin dan PKB pilih gabung ke Nasdem untuk mendukung Anies Baswedan sebagai capres dengan dirinya selaku cawapresnya.

Prabowo Tiba di Brasil Hadiri KTT G20

Ada pendapat hengkangnya PKB dari KIM akan menggerus suara calon pemilih dari lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) untuk Prabowo. Hal itu terutama di kantong-kantong suara NU di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Alasannya, PKB identik dengan NU, terutama di dua provinsi tersebut. Namun, ada juga yang mempersepsikan PKB tak terlalu punya efek signifikan terhadap KIM dan Prabowo. Persepsi itu karena PKB dinilai belum mampu menarik suara mayoritas warga NU.

Ridwan Kamil soal Kans Bertemu Anies: Mudah-mudahan Ada Berita Baik

Pendapat pertama disampaikan pakar politik dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, M Syaeful Bahar. Dia menganalisa dengan hengkangnya PKB dari KIM membuat Gerindra mesti menata ulang dan menghitung dengan cermat langkah politiknya ke depan untuk mencari dukungan dari Nahdliyin.  

“Karena bagaimana pun, battle ground pilpres adalah Jatim. Artinya itu kantong NU dan PKB. Tanpa NU dan tanpa PKB, agak berat Prabowo bisa menang,” kata  kepada VIVA, Sabtu, 2 September 2023.

Bantah Ahok, Basarah Sebut Sejak Awal PDIP Ingin Anies Jadi Cagub Jakarta

Menurut Bahar, elektabilitas Prabowo trennya terus naik mengalahkan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Hal itu merujuk sejumlah hasil survei politik.

Bahar menuturkan, tren Prabowo naik karena tak lepas dari keberadaan PKB dan Cak Imin saat masih bergabung di Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang dibangun oleh PKB serta Gerindra.

Namun, begitu PKB hengkang dan gabung ke Nasdem mengusung Anies-Cak Imin, Nahdliyin bisa jadi akan mengoreksi pilihannya.

“Kasat mata saja, beberapa kiai utama di Jatim, semisal Kiai Ali Masyhuri, Kiai Huda Ploso, Kiai Kafabihi Lirboyo akan mengkoreksi dukungannya ke Prabowo,” ujarnya.

Sementara, peneliti senior Surabaya Survey Center (SSC), Surokim Abdussalam, menuturkan, cabutnya PKB dari koalisi Prabowo tentu saja mengurangi dukungan partai. Namun, dari sisi keterpilihan Prabowo sebagai capres tidak akan berpengaruh signifikan. Sebab, tanpa PKB pun KIM juga masih bisa berlayar mengusung Prabowo di 2024.

Surokim menuturkan, juga masih memiliki peluang besar untuk memenangkan kontestasi karena pilpres dilaksanakan secara langsung. Artinya, kata dia, masyarakat sebagai pemilih menjadi penentu.

Namun, bagi dia, faktor ketokohan calon akan menjadi pertimbangan utama, bukan partainya. “Pilpres adalah pemilu langsung di mana voters menjadi penentu,” katanya.

Ketum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dengan Anies Baswedan.

Photo :
  • ANTARA Foto

Surokim mengamini hengkangnya PKB akan mengurangi tingkat keterpilihan Prabowo di lingkungan NU, terutama Nahdliyin loyalis PKB. Namun, kata dia, perlu juga diketahui bahwa swing voters dan undecided voters di lingkungan NU lebih besar daripada loyalis PKB.

Apalagi, menurut Surokim, sejauh ini PKB masih belum mampu menggaet ketertarikan Nahdliyin secara mayoritas untuk mengikuti pilihan politik yang diambil PKB. Ekspektasi tokoh-tokoh NU untuk pilpres juga masih banyak yang berbeda dengan pilihan PKB.

Dengan demikian, ia menilai Prabowo masih berpeluang besar mendulang suara dari lingkungan NU.

“Jadi, Gerindra dan Pak Prabowo tidak perlu meratapi [karena ditinggalkan PKB],” kata Surokim.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya