Koalisi Belum Pernah Bahas Wacana Duet Ganjar-Anies, PPP Masih Kukuh Tawarkan Sandiaga
- ANTARA/Narda Margaretha Sinambela
Jakarta - Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Mardiono menegaskan, sampai saat ini belum ada pembahasan dengan PDIP dan partai politik (parpol) koalisi untuk menduetkan Ganjar Pranowo dengan Anies Baswedan di Pemilu 2024.
"Itu belum pernah ada pembahasan itu. Sampai sekarang belum pernah ada pembahasan [menduetkan Ganjar Pranowo dengan Anies Baswedan]," ujar Mardiono kepada wartawan di Jakarta, Rabu, 23 Agustus 2023.
Mardiono mengatakan, PPP masih tetap mendorong hasil Rapat Pimpinan Nasional (rapimnas) partainya untuk menduetkan Ganjar Pranowo dengan Sandiaga Uno.
"PPP masih tetap konsisten bergabung dengan PDIP. Kedua mendukung Pak Ganjar dan Sandiaga. Tapi, sekali lagi kita tidak memutuskan, tapi menawarkan kriteria," katanya.
Mardiono berharap sebelum mendaftarkan capres dan cawapres ke KPU, sudah ada nama yang akan mendampingi Ganjar Pranowo. PPP taat asas dan masih menghormati kesepakatan koalisi.
Ketua DPP PDIP Said Abdullah sebelumnya menyoroti hasil survei Litbang Kompas tentang elektabilitas bakal calon presiden. Said mengaku partainya tak merasa sombong dengan hasil tersebut, meski dalam simulasi capres head to head hasil survei Litbang Kompas, Ganjar Pranowo lebih unggul dari Anies Baswedan.
"Walaupun unggul dengan Mas Anies, kami tidak merasa jemawa. Apalagi jika Ganjar harus head to head dengan Pak Prabowo masih kalah tipis. Tentu ini akan menjadi bahan evaluasi untuk memperbaiki strategi pemenangan buat Ganjar Pranowo," kata Said kepada awak media, Senin, 21 Agustus.
Said mengatakan, bakal capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KKP) Anies Baswedan bukanlah kompetitor yang patut diremehkan elektabilitasnya. Dia berandai-andai Ganjar dan Anies dapat bergabung menjadi satu kekuatan di Pemilu 2024.
"Beliau dengan Ganjar adalah sosok calon pemimpin yang cerdas. Keduanya sama-sama dalam satu almamater, kampus terhebat di Indonesia, yakni Universitas Gajah Mada. Apalagi jika keduanya bisa bergabung menjadi satu kekuatan, tentu akan makin bagus buat masa depan kepemimpinan nasional kita ke depan, sama-sama masih muda, cerdas, dan enerjik," kata Said.