Dukung Prabowo, Budiman Sudjatmiko: Secara Emosional Saya Gak Siap Dipecat PDIP tapi Ya Bagaimana
- FB Valerie Yudistira Pramudya
Jakarta - Politisi kawakan Budiman Sudjatmiko bicara nasibnya di PDI Perjuangan (PDIP) usai blak-blakan dukung Prabowo Subianto sebagai bakal capres 2024. Budiman menepis dukung Prabowo karena faktor elektoral.
Aktivis reformasi itu menyinggung sebelum Ganjar Pranowo dideklarasikan PDIP secara resmi, ia mengaku sudah beberapa kali bicara terkait kepemimpinan strategic di acara forum partai seperti Rapat Kerja Nasional atau Rakernas. Selain itu, ada juga beberapa forum yang lain.
"Saya sering mengutip pidato Ibu Megawati tatkala beliau mendapatkan gelar guru besar dari Universitas Pertahanan tentang penting dan perlunya tentang kepemimpinan strategic," kata Budiman dalam Apa Kabar Indonesia Malam tvOne yang dikutip VIVA pada Minggu malam, 20 Agustus 2023.
Dia menuturkan dirinya selalu menghargai narasi politik, apalagi, pendapat Megawati selaku Ketua Umum Partai.
Baca Juga: PDIP Beri Opsi ke Budiman Sudjatmiko Usai Dukung Prabowo: Mengundurkan Diri atau Dipecat
Budiman mengatakan menghayati omongan Megawati saat dapat gelar guru besar. Ia merasa pernyataan Megawati ada kebenaran terkait kepemimpinan strategic.
"Dan, itu menurut saya setiap anggota PDI Perjuangan tidak boleh berkompromi di situ. Dan, pada akhirnya seleksi kepemimpinan dari partai terutama yang saya tahu dari ajaran-ajaran Bung Karno seperti itu, perlu ke arah sana," jelas Budiman.
Lantas, ditanya soal PDIP deklarasikan Ganjar Pranowo sebagai kemunduran, dia menepisnya. Ia mengenal Ganjar sebagai figur baik. Budiman juga mengenal Ganjar sudah lama dan pernah sama-sama duduk di DPR.
Dia hanya mengatakan tepat atau tidak soal sikap PDIP. Budiman menuyinggung perlu ada timing.
"Pak Ganjar tentu memiliki pemikiran strategic, gak mungkin seorang politisi tidak memiliki pemikiran strategic. Tapi, kekuatan beliau, daya magnetik beliau. Itu pada komunikasi populisnya. Sementara, pemikiran strategic-nya tidak nampak," jelas Budiman.
Bagi dia, saat ini RI perlu kepemimpinan strategic. Kata da, bukan kepemimpinan populis.
"Jadi, menurut saya begini. Bukan populis, salah. Dan, bagi saya itu, saya tidak mau mengingkari ini, dan saya siap merisikokan diri untuk apapun,” tutur aktivis Reformasi tersebut,
"Ketika ada sejarah harus begini, saya ambil. Ketika tidak, ya sudah, saya ambil risiko," sebutnya.
Budiman pun kemudian ditanya presenter Apa Kabar Indonesia Malam tvOne soal kesiapannya jika dipecat PDIP. Ia menjawab dengan melontarkan pandangannya secara emosional dirinya tak siap dipecat.
"Yes. Begini kalau kata-kata saya siap dipecat, pasti secara emosional saya gak siap lah," tuturnya.
Dia mengaku mengenal PDIP sejak 1982. Budiman mengingat dua pesan dari kakeknya.
"Sebagai orang Islam, kamu harus ikut Nabi Muhammad, sebagai orang Indonesia kamu harus Bung Karno, itu pesan mbah saya. Jadi, nggak mungkin juga," ujar eks Anggota DPR tersebut.
Budiman bilang kembali secara emosional dirinya tak siap. "Secara emosional saya nggak siap tapi ya bagaimana lagi. Seperti masuk penjara pasti tidak pernah siap dong," sebutnya.