Dorong Ada ASEAN Parlemen, Putu DPR: Dulunya Tidak Dilirik Sekarang Jadi Daya Tarik

Wakil Ketua BKSAP DPR Putu Supadma
Sumber :
  • istimewa

Jakarta - Perhelatan Sidang Umum ke-44 ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) sudah selesai dengan kesepakatan beberapa resolusi. Disetujui 30 resolusi dalam AIPA di antaranya mengenai isu stabilitas politik, Myanmar dan laut Cina Selatan.

Berdampak ke Industri, DPR Sebut Aturan Kemasan Rokok Polos Rugikan Sektor Tembakau

Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Putu Supadma Rudana mengatakan negara di kawasan ASEAN berkomitmen untuk engage dengan goverment. Maka itu, kata dia, resolusi akan didorong ke pemerintah agar segera ada implementasi.

“Setelah resolusi disetujui, what next? Apa selanjutnya? Semua negara AIPA harus segera menjalankan resolusi ini. Karena komitmen sidang umum ini adalah sebenarnya aspirasi dari seluruh masyarakat ASEAN," kata Putu, dalam keterangannya, Jumat, 11 Agustus 2023.

Petinggi Gerindra Diisukan Gantikan Retno Marsudi Jadi Menlu, Begini Respons DPR

Dia mengatakan jika bicara parlemen karena bermuara dari aspirasi rakyat. Menurut dia, aspirasi itu nanti akan diserahkan kepada pemerintah masing-masing untuk segera mengimpletasikan yang dibutuhkan.

"Agar bisa memberikan penguatan kesejahteraan, kestabilan, kesolidan dan perdamaian kepada kawasan ASEAN ini agar tidak terjadinya konflik dengan isu-isu seperti Myanmar, Laut Cina Selatan dan isu-isu lain," jelas legislator Partai Demokrat tersebut.

PKB Dukung Penambahan Kementerian untuk Pemerintahan Prabowo demi Percepatan Pembangunan

Ketua Desk Kerja Sama Regional BKASP DPR RI, Putu Supadma Rudana (kanan)

Photo :
  • istimewa

Putu menambahkan perlunya kesolidan untuk mengawal stabilitas kawasan ASEAN. Kata dia, hal itu juga mesti disampaikan oleh pemerintah saat KTT ASEAN di Jakarta.

Menurut dia, semua Parlemen ASEAN harus berkomitmen untuk mendorong pemerintahannya. Kata dia, tujuannya tentu untuk berikan penguatan kepada diplomacy yang dilakukan first track pemerintah, melalui second track diplomacy dan juga pelibatan seluruh masyarakat.

Putu menekankan, sidang AIPA juga menyetujui percepatan transisi ekonomi hijau atau green economy. Ia menuturkan perlunya pengembangan inovasi teknologi untuk pembangunan dan pertumbuhan berkelanjutan. Selain itu, kata dia, isu ketahanan energi dan air juga jadi concern Anggota AIPA.

Selain itu, menurutnya isu lain juga jadi sorotan seperti isu kesetaraan gender pada komite perempuan. Lalu, isu keterlibatan pemuda pada komite kepemudaan, komite politik, ekonomi, sosial. Kemudian, ada juga isu konflik Rusia-Ukraina.

Lebih lanjut, dalam laporan hasil komite urusan organisasi di depan negara peserta AIPA dan Observer, Putu menyampaikan ASEAN harus solid. Ia bilang ASEAN harus saling menjaga dan bekerja sama untuk jaga kawasan Asia Tenggara. Maka itu, Putu mendorong ASEAN perlu parlemen bersama untuk perkuat kepentingan.

"AIPA harus mempunyai ASEAN Parlemen untuk memperkuat kepentingan ASEAN secara parlementer. Hal ini harus segera terealisasi agar terciptanya hubungan yang erat dan solid," ujarnya.

Bagi dia, ASEAN saat ini sudah beda karena jadi daya tarik global. Menurut dia, ASEAN jadi perhatian dalam persaingan antara kekuatan besar.

"Yang dulunya tidak dilirik sekarang menjadi daya tarik karena meningkatnya persaingan antara kekuatan besar. Dengan segala kepentingan dan potensinya, mari kita kawal bersama ASEAN unity dan centrality," tuturnya.

Kemudian, dia menambahkan, ada juga sesi menandatangani komunike bersama sebagai bentuk keputusan Sidang Umum AIPA ke-44. Kata Putu, para peserta, tamu, serta observer sepakat ASEAN punya peran penting dalam jaga perdamaian kawasan dan stabilitas global.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya