Momen Gibran Temani Ganjar Dengar Curhatan 'Kupu-kupu Malam' di Panti Rehabilitasi Solo
- VIVA.co.id/Fajar Sodiq
Solo - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo didampingi Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengunjungi tempat rehabilitasi Panti Pelayanan Sosial Wanita Wanodyotama Surakarta, Selasa, 8 Agustus 2023.
Ganjar dan Gibran mengunjungi tempat rehabilitasi para pekerja seks komersial (PSK) yang dikelola Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah. Mereka yang jalani rehabilitasi merupakan para perempuan yang terjaring garukan Satpol PP.
Saat Ganjar dan Gibran tiba, para penghuni pusat rehabilitas panti sosial itu sedang sibuk ikut lomba untuk memperingati HUT Kemerdekaan ke-78 RI. Setelah menyapa, bakal capres yang diusung PDIP itu langsung menyambangi kamar yang jadi tempat mereka tinggal.
Ganjar lalu sempat menanyai perempuan yang jadi salah satu penghuni pusat rehabilitasi itu. Perempuan paruh baya itu menceritakan kisah masa lalunya sehingga bisa jadi penghuni rehabilitasi.
Perempuan itu mengaku terjaring operasi penertiban PSK yang mangkal di belakang Terminal Tirtonadi, Solo.
“Saya (mangkal) di belakang terminal itu sejak usia 14 tahun,” curhat perempuan itu kepada Ganjar.
Ganjar kemudian meminta kepada perempuan itu untuk segera meninggalkan dunia gelapnya yang sudah dijalaninya selama bertahun-tahun. Ia berharap perempuan itu kembali ke jalan yang benar dan bisa berkumpul bersama keluarganya.
Dia pun berpesan kepada perempuan itu agar mengikuti pelatihan ketrampilan di panti tersebut. Harapannya agar segera bisa berwirausaha setelah keluar dari pusat rehabilitasi itu.
“Wis saiki taubat yo. Diajari ketrampilan nanti biar bisa usaha yo,” kata Ganjar saat berbincang dengan perempuan itu.
Tak hanya perempuan itu, sejumlah penghuni tempat rehabilitasi itu juga sempat curhat kepada Ganjar.
Ganjar mengaku dapat informasi banyak terkait mereka yang menghuni tempat rehabilitasi Panti Pelayanan Sosial Wanita Wanodyatama Surakarta. Selain dari Solo dan sekitarnya, ada juga beberapa daerah di Jawa Tengah seperti Semarang.
“Jadi, ya maaf, ditemukannya di jalan. Terus ada yang kerja di belakang terminal, kerja sebagai kupu-kupu malam,” ujar dia.
Menurut Ganjar, para perempuan yang menghuni tempat rehabilitasi itu, memiliki beban keluarga yang cukup berat. Kata dia, para perempuan itu jadi korban. Untuk itu, mereka diajari keterampilan agar bisa membuka usaha.
“Setegar-tegar dia ketika ditanya punya anak nggak? Tersentuh dan menangis. Ketika kita rehat di sini, ada harapan mereka kembali (ke keluarga). Kita dampingi agar tidak kembali ke pekerjaan semula (dunia malam),” ujar dia.