PAN Banyak Diisi Tokoh NU, Pengamat: Harus Bisa Tangkap Sinyal Nahdliyin
- Dok. Istimewa
Jakarta - Partai Amanat Nasional (PAN) dapat modal dukungan jelang Pemilu Legislatif (Pileg) 2024. Partai politik yang dipimpin Zulkifli Hasan alias Zulhas itu kini banyak diisi tokoh Nahdlatul Ulama atau NU dari kalangan santri.
Sejumlah tokoh NU dari kalangan santri itu bahkan ada yang bergabung jadi bakal caleg PAN untuk Pileg 2024.
Pengamat politik UIN Jakarta, Ahmad Bakir Ihsan menganalisa jika PAN bisa mengoptimalkan dukungan banyak tokoh NU maka akan beri keuntungan di 2024. PAN kemungkinan bisa saja menjadi primadona Nahdliyin, warga NU.
Ahmad mengatakan demikian karena Nahdliyin itu biasanya punya 'ikatan' dengan kiai atau tokoh yang jadi panutan.
“Kalau kita baca secara sosiologis, Nahdliyin itu tergantung kiai, sami’na wa atho’na ke kiai. Walaupun dalam konteks politik agak cair, tetapi itu kan perlu dirangkul,” kata Ahmad Bakir, Jumat, 21 Juli 2023.
Dalam dinamikanya, beberapa tokoh NU banyak yang tergabung ke PAN. Tokoh-tokoh tersebut antara lain Gus Syaiful Nuri (Mas Ipung) dari Pondok pesantren Sidogiri Pasuruan, Gus Ahmad Abdul Qodir dari pondok pesantren Syaikh Abdul Qodir Jailani.
Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf alis Gus Yahya mempersilahkan nahdliyin memilih PAN. Ucapan tersebut dinilai jadi keuntungan untuk PAN.
Menurut Ahmad Bakir, PAN kini mesti bisa menangkap sinyal tersebut untuk mengeruk elektoral 2024.
“Tergantung PAN sekarang bisa menangkap sinyal itu (dukungan tidak langsung) secara baik. (Harus) bisa masuk ke kantung NU,” jelas Bakir.
Lebih lanjut, dia menyebut meski mendapat dukungan dari Ketum PBNU, PAN juga tetap harus bekerja secara optimal. Ia bilang cara itu bisa dengan mengoptimalkan para bakal calon anggota legislatif (caleg) yang diusungnya di Pemilu 2024.
Apalagi, dia menekankan PAN saat ini juga diisi banyak tokoh dari publik figur yang punya popularitas. Namun, hal itu mesti diperjuangkan karena belum bisa jadi jaminan di 2024.
“Kalau dilihat PAN sepertinya banyak menarik tokoh-tokoh, publik figur yang dianggap punya popularitas. Itu tidak menjamin, tergantung kerja partai,” tuturnya.