Biar Terlihat Autentik, Analisa Kenapa Ganjar Pranowo Pamer Baju Kampanye Garis Hitam Putih
- Dok. Istimewa
Jakarta – Capres dari PDIP, Ganjar Pranowo, memamerkan kemeja dengan motif garis vertikal berwarna hitam putih sebagai baju kampanye. Momen itu terjadi saat Ganjar menghadiri acara Silaturahmi 1 Muharam 1445 H di Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 19 Juli 2023.
Saat itu, Ganjar menyampaikan kemeja tersebut didesain oleh Presiden Joko Widodo yang juga merupakan kader PDIP. Baju itu dibuat untuk menjadi identitas kampanyenya di Pilpres 2024. Soal baju, dulu Jokowi mengenalkan baju kotak-kotak saat maju di Pilkada DKI Jakarta 2012.
Bagi pengamat politik dari Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Philips J Vermonte, kemeja itu dipamerkan karena Ganjar ingin dilihat autentik (otentik) di depan para pendukungnya. Menurutnya, autentik atau keaslian merupakan salah satu hal penting dari setiap strategi kampanye khususnya jelang pemilihan presiden (pilpres).
"Persoalan kita, dalam setiap strategi kampanye dan lain-lain, autentisitas itu penting," kata Philips kepada wartawan, Jumat, 21 Juli 2023.
Disebutkan Philips, nilai autentik yang populer di Indonesia pernah dipraktekkan Jokowi saat kampanye dengan mengenakan kemeja kotak-kotak. Saat itu, baju kotak-kotak merepresentasikan pakaian sehari-hari masyarakat. Sehingga, ada nilai yang muncul dari masyarakat untuk Jokowi.
"Poinnya Pak Jokowi bukan kotak-kotak atau garis-garis, tapi autensitasnya. Mungkin, baju kotak-kotak itu baju yang sehari-hari dipakai banyak orang, jadi terasa representasi semua orang," ungkapnya.
"Setiap capres atau caleg memang harus mencari autentisitas, dia harus autentik," sambung Philips.
Philips melanjutkan, keseragaman pakaian untuk kampanye ini bisa dijadikan penanda untuk bakal caleg maupun capres. Terlebih, kata dia, dalam satu daerah pilihan (dapil) akan ada 3 sampai 10 caleg yang berkompetisi.
Sehingga, pakaian kampanye difungsikan agar masyarakat dapat mengenali sosok caleg yang akan dipilihnya.
"Perlu penanda ya. Caleg, coba bayangkan dengan sistem sekarang, pemilu terbuka, dapilnya besar, ada satu dapil dengan 3 sampai 10 caleg dikalikan 10 partai, begitu banyak caleg. Masyarakat kan punya keterbatasan untuk mengenali dan menggali dari setiap caleg, akhirnya yang dia cari penanda," jelas Philips.
Sebelumnya diberitakan, Ganjar Pranowo dan para pendukungnya mengenakan kemeja garis-garis berwarna hitam-putih saat acara Relawan Ganjar Pranowo dalam acara Silaturahmi 1 Muharam 1445H di Senayan, Jakarta, Rabu, 19 Juli 2023.
Ganjar menyampaikan kemeja tersebut didesain oleh Presiden Joko Widodo yang juga merupakan kader PDIP. Baju itu dibuat untuk menjadi identitas kampanyenya di Pilpres 2024.
“Pak Jokowi memberikan desain baju yang saya pakai ini,” ujar Ganjar.
Ganjar menceritakan bagaimana Jokowi menyerahkan ide rancangan baju tersebut. Hal itu, kata dia terjadi saat bertemu dengan Jokowi beberapa waktu lalu.
Kala itu, Ganjar menyebut Jokowi menyerahkan sebuah kertas yang memuat desain kemeja garis-garis hitam-putih.
"Sampai pada akhirnya beliau (Jokowi) menyampaikan selembar kertas kepada saya, 'Pak Ganjar, mungkin ini bagus'," kata Ganjar.
"Saya lihat, saya bolak, saya balik, dan yang bagus itu adalah baju yang saya pakai ini. Bahkan beliau pun sangat perhatian sampai detail baju sehingga merekomendasikan untuk saya pakai,” ujarnya menambahkan.
Terkait dengan warna baju kampanyenya itu, Ganjar menyebut memberi penegasan soal kepastian.
“Dia menekankan pentingnya identitas yang pasti, hitam atau putih. "Kenapa hitam-putih? Saya sampaikan bahwa saya bukan orang abu-abu. Ketika kita bersikap pada suatu keputusan yang sulit, Anda mau pilih yang mana? Hitam atau putih," kata Ganjar.