Bakal Capres di Panggung APEKSI: Ganjar-Prabowo Puji Jokowi, Anies Gaspol Kritik

Tiga bakal Capres presetasi di Rakernas APEKSI di Makassar
Sumber :
  • Antara

Jakarta – Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) XVI yang digelar di Kota Makassar, Kamis, 14 Juli 2023, berlangsung meriah. Organisasi yang terdiri dari para wali kota se-Indonesia itu mengundang secara khusus tiga bakal calon presiden untuk menyampaikan gagasannya di depan peserta Rakernas Apeksi. 

Presiden Prabowo Dinilai Bisa Lakukan Ini soal PPN Jadi 12 Persen pada 2025

Ketiga bakal calon presiden masing-masing Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto saling beradu gagasan di panggung Apeksi. Mereka mendapat giliran untuk menyampaikan presentasi terkait gagasannya tentang masalah-masalah perkotaan di depan para wali kota se-Indonesia. 

Pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengapresiasi Apeksi yang dipimpin Wali Kota Bogor Bima Arya, mampu menghadirkan tiga bacapres dalam satu panggung walau tidak berhadap-hadapan. 

Hasto jadi Tersangka KPK, Jokowi: Hormati Seluruh Proses Hukum yang Ada

Menurutnya, apa yang disampaikan ketiga bacapres masih berupa gagasan besar belum masuk dalam hal-hal yang detil. Setidaknya ada dua poin besar dalam penyampaian gagasan para bakal capres itu, yakni keberlanjutan dan perubahan. 

"Ganjar dan Prabowo itu banyak bicara tentang melanjutkan agenda pemerintahan Pak Jokowi. Pak Jokowi 6 di-mention Pak Ganjar ya. Kemudian Mas Anies tidak secara eksplisit ngomong banyak soal perubahan, tetapi secara implisit melontarkan kritik misalnya soal ketimpangan di Timur banyak sekali kota yang masih gelap kita di malam hari, kemudian IKN dan seterusnya," kata Burhanuddin dalam perbincangan di Apa Kabar Pagi Indonesia tvOne, Jumat, 14 Juli 2023.

Elite PKS Puji Program Quick Win Era Prabowo tapi Wanti-wanti Awas Kebocoran Anggaran

Bakal Capres Ganjar Pranowo di Rakernas Apeksi di Makassar

Photo :
  • VIVA/Supriadi Maud

"Tapi poin saya kita harus paksa mereka untuk bicara lebih detil. Kita paksa mereka yang keberlanjutan itu apa yang mau dilanjutkan. Apakah semuanya? Misalnya. Kemudian kalau perubahan apa yang mau dirubah? Apakah semuanya jelek? Kita paksa mereka bicara detil," sambungnya

Pangi Syarwi Chaniago, Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, juga menyoroti adu gagasan ketiga bakal capres di atas panggung Apeksi di Makassar, kemarin. Menurutnya, meski penyampaian ketiga bacapres dalam forum itu belum semuanya 'berdaging' tapi irisan-irisannya sudah mulai terbentuk.

"Saya melihat bahwa ada dua bentuk ya. Pak Prabowo dan Ganjar cenderung
memuji Pak Jokowi, nah sementara Pak Anies sudah mulai ada daging-dagingnya untuk melakukan kritik. Nah kritik itu kan diferensiasi linkage-nya adalah
perubahan, itu sesuai. Nah memang yang kita tunggu-tunggu kalau memang ada dua ini banyak puji-pujian ya makanya menurut saya belum dagingnya, masih datar-datar saja," ujar Pangi.

Ia mengatakan dua bacapres Prabowo dan Ganjar masih dalam satu irisan sebagai pendukung keberlanjutan program Presiden Jokowi. Sedangkan Anies Baswedan sebaliknya, berada di irisan lain sebagai kubu pendukung perubahan. 
 
"Kalau Anies memang mau mencoba men-challenge ini semua ya harus diferensiasinya harus keras, harus jelas juga, meskipun beliau orangnya menurut saya tidak terlalu ekstrem," ujarnya

Bakal Capres Anies Baswedan di Rakernas APEKSI di Makassar 2023

Photo :
  • Kominfo Makassar

Lebih jauh, Pangi menilai gaya politik Anies Baswedan memang tidak ekstrim atau frontal mengkritik. Namun sebagai pembeda, Anies tetap harus menonjolkan berada di kutub perubahan. Apalagi, jika nantinya Apel Siaga Nasdem yang digelar di GBK, 16 Juli 2023, juga menyerukan gagasan perubahan itu.

"Makanya Anies juga harus menonjolkan perubahan itu, kritik-kritik itu. Nah kalau Mas Ganjar dan Pak Prabowo cenderung memang akan melanjutkan semua legacy Pak Jokowi karena itu dianggap baik," ungkapnya

Diketahui, bacapres Ganjar Pranowo menyampaikan, program-program Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berjalanakan  terus dilanjutkan dan dituntaskan, khususnya yang memiliki nilai tambah ekonomi tinggi bagi masyarakat.

Ganjar mencontohkan, pembangunan infrastruktur yang gencar dilakukan di era Presiden Jokowi mesti berkelanjutan dan bertahap. 

"Yang kedua tentu infrastruktur yang sudah dibangun oleh Pak Presiden Jokowi bisa dibereskan dan dituntaskan. Added value-nya ada di sana. Kalau hari ini sudah ada, maka utilisasi seluruh infrastruktur yang ada mesti menghasilkan nilai tambah, wabil khusus ekonomi," bebernya. 

Untuk itu, Ganjar bersikeras pertumbuhan ekonomi Indonesia akan jauh melampaui negara-negara di dunia. Pun dengan bacapres Prabowo Subianto, yang menganggap pembangunan di pemerintahan Presiden Jokowi sudah on track. Ia memuji kepemimpinan Jokowi yang bisa membuat Indonesia makin berjaya.

"Strategi pembangunan yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah di bawah kepemimpinan Pak Joko Widodo sudah benar. Dan saya bertekad seandainya saya menerima mandat dari rakyat, saya akan teruskan strategi yang sudah benar ini," ucap Prabowo.

Berbeda dengan Anies, yang mengawali presentasinya di Apeksi dengan menyampaikan kritik ketimpangan yang terjadi di Indonesia. Anies menampilkan foto-foto udara atau potret wilayah perkotaan di Indonesia pada malam hari. Dimana titik lampu terang sebagian besarnya ada di Pulau Jawa.

Menurut Anies, potret kota-kota di Indonesia pada malam hari menunjukkan wajah ketimpangan yang terjadi di Indonesia saat ini. Dimana lampu-lampu hanya menyala di kota-kota besar yang ada di wilayah Jawa.  

"Lihat saja, lampu ini menggambarkan kota di Indonesia. Ketika lihat kota-kota ini, di Jawa paling terang di Jakarta dan Surabaya. Begitu masuk Sumatera titik-titik kecil (lampunya). Kalimantan titik-titik kecil. Ini yang lebih rame itu di Serawak, ini Malaysia. Sampai di kawasan Timur gelap," kata Anies.
 
Anies mengaku tidak perlu menggunakan statistik untuk memotret salah satu ketimpangan yang terjadi di Indonesia. Ia hanya menyampaikan ketimpangan yang diilustrasikan dari lampu atau listrik yang menyala pada malam hari di kota-kota di Indonesia. "Dari situ terlihat ketimpangan yang luar biasa," ujarnya
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya