Rebutan Jatah Cawapres Prabowo, Pakar Prediksi Bakal Diselesaikan Jokowi
- Twitter @cakimiNOW
Jakarta - Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) tengah disorot karena isu jatah bakal cawapres pendamping Prabowo Subianto jadi rebutan. Selain Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, ada Menteri BUMN Erick Thohir yang disokong PAN.
Pakar politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komaruddin menganalisa jelang empat bulan pendaftaran bakal capres dan cawapres, dinamika makin kencang seperti di poros KKIR. Dia menilai dari tiga figur yang mencuat itu belum ada yang pasti jadi pendamping Prabowo.
"Sekarang belum ada yang pasti. Semua masih punya kesempatan yang sama begitu. Politik itu tak bisa diprediksi, dinamis perkembangannya begitu cepat," kata Ujang, Kamis, 6 Juli 2023.
Dia menilai kans PAN menelikung PKB dan Golkar untuk jadi cawapres Prabowo juga mesti dilihat dinamikanya. Sebab, jika hanya menggandeng PAN, Gerindra tak memenuhi syarat mengusung pasangan capres-cawapres karena kurang dari 20 persen.
"Karena kalau hanya Gerindra dan PAN kalau nggak salah kurang dari 20 persen. Itu kan butuh partai lain," tuturnya.
Berbeda menurutnya bila Gerindra berkoalisi dengan PKB yang sudah cukup mengusung paket capres-cawapres. Begitu juga jika Gerindra dengan Golkar.
Ia menyebut jika Gerindra dan PAN sudah cukup 20 persen mungkin Erick Thohir otomatis jadi pendamping Prabowo.
"Tapi, karena Gerindra-PAN kurang 20 persen makanya perlu partai lain. Sekarang dinamikanya kencang. Jadi, Cak Imin mau jadi cawapres ingin. Tapi, yang lain Erick Thohir gak mau termasuk Airlangga," ujarnya.
Ujang membaca dengan KKIR ini maka tampaknya akan diselesaikan Jokowi. Ia mengatakan demikian karena Gerindra dan PKB sepertinya akan laporan ke Jokowi. Dua partai itu yang menggagas dan mendeklarasikan KKIR.
"Kelihatannya saya baca akan diselesaikan menuju ke Jokowi. Saya lihat Gerindra dan PKB akan membawa persoalan ini ke Jokowi," kata Ujang.
"Jadi, siapa yang tentukan cawapresnya itu disepakati antara Gerindra dengan PKB yang mungkin dengan Jokowi juga," ujar Ujang.
Dia menganalisa demikian karena Jokowi sudah mengakui akan melakukan cawe-cawe untuk kepentingan 2024. Pun, Gerindra dan PKB merupakan partai pendukung pemerintahahannya.
"Jadi, itu disebut sebagai cawe-cawe yang diakui Jokowi juga. Jadi, kita lihat tunggu saja, siapa yang beruntung jadi cawapres Prabowo," tutur Ujang.