Ribut JIS Direnovasi Ujungnya Rumput Diganti, Anies Cs Sindir Keras: Orkestrasi Mengejutkan
- Facebook Anies Baswedan
Jakarta - Pemerintah berencana merenovasi Jakarta International Stadium (JIS) tapi ujungnya rumput yang diganti karena dinilai tak sesuai standar layak. Kubu Anies Baswedan pun geram dengan cara pemerintah yang seolah ingin men-downgrade mantan Gubernur DKI tersebut.
Anggota Tim Delapan Koalisi Perubahan dan Persatuan sekaligus Juru Bicara Anies, Sudirman Said menyindir polemik JIS memunculkan persepsi dari publik termasuk netizen. Ia menyebut persepsi itu bahwa seolah-olah ada semacam pengepungan atau down grading secara sistematis terhadap apa yang pernah dihasilkan Anies. Ia mengaku prihatin jika politik dijalankan secara tidak proporsional.
"Bahwa memang segala sesuatu tidak ada yang sempurna sehingga perlu ada perbaikan iya tapi kalau kemudian angelnya selalu dikaitkan dengan politik itu kemudian menurut saya kita patut prihatin," kata Sudirman dalam akun YouTube Hersubeno Point yang dikutip pada Kamis, 6 Juli 2023.
Dia menyindir cara pemerintah terutama Ketua Umum PSSI Erick Thohir terkait rencana renovasi JIS. Menurutnya, alangkah lebih baik jika seluruh stadion dikunjungi lalu dibuat komparasi.
Baca Juga: Refly Heran JIS yang Dibangun Anies Jadi Polemik: Mandalika Banjir & Merugi Gak Dipersoalkan
Lalu, setelah itu dijelaskan kepada publik terkait yang perlu dilakukan perbaikan ringan, menengah, atau perbaikan berat."Ini kan seperti ada suatu orkestrasi pertunjukan seolah-olah JIS itu bermasalah dari dulu soal akses ternyata jawabannya ada," ujarnya.
Sudirman kembali menekankan JIS yang dibangun era Anies Baswedan menjabat Gubernur DKI itu menerapkan standar dan desain internasional. Kata dia, standar itu sebagaimana diterapkan stadion-stadion di negara maju yang sudah penuhi syarat organisasi sepakbola dunia atau FIFA.
"Tapi, ujungnya ternyata soal rumput. Menurut saya, cukup mengejutkan hanya seperti itu," lanjut eks Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tersebut.
Bagi dia, lebih baik diarahkan FIFA yang menentukan standar. Bukan pemerintah yang menilai perlu ganti rumput.
Kemudian, kata dia, dengan FIFA yang menilai lalu dipresentasikan kepada yang berwenang. Ia bilang cara itu lebih baik dan bisa diterima.
Pun, dia mengingatkan bahwa dalam hidup itu mesti bila memilah-milah sehingga setiap persoalan selalu dikaitkan dengan politik.
"Hidup itu harus dipilah-pilah, bahwa olahraga ya olahraga, kesenian ya kesenian, pembangunan konstruksi ya konstruksi. Jangan semua dikaitkan dengan politik," sebutnya.
Lebih lanjut, dia juga heran pemerintah tak memulai stadion dari Kanjuruhan, Malang. Dia mengatakan demikian karena Kanjuruhan memiliki tragedi kelam dengan korban jiwa yang tak sedikit. Bahkan, ia menyinggung pihak korban sampai sekarang juga masih menuntut keadilan.
"Kalau perspektif memperbaiki stadion dari sana kan asyik karena terbukti ada kecelakaan. Terbukti sesuatu yang salah sehingga kita ingin angkat Kanjuruhan," sebutnya.
Dia menekankan dalam konteks persoalan ini mesti dikembalikan lagi ke esensinya yaitu olahraga sebagai persiapan Piala Dunia U-17, akhir tahun ini. Kata dia, jangan terus dibawa dengan kaitan politik.
"Mudah-mudahan dengan kita kembali ke esensinya olahraga yaitu olahraga harus dibawa kepada sportivitas bukan karena aspek-aspek politik," tuturnya.
Â