Ini Partai Politik Paling Populer di Sosmed Menurut Big Data

Bendera partai-partai politik. (Ilustrasi)
Sumber :
  • Antara/ Fanny Octavianus

Jakarta – Kemajuan teknologi tidak terlepas dari penggunaan media sosial. Kini, media sosial justru menjadi sarana baru bagi Partai Politik (Parpol) untuk meraih suara, hingga berlomba untuk memenangkan suara untuk naik ke tampu kekuasaan. 

Sindir PDIP Tolak PPN 12 Persen, PAN: Seakan-akan seperti Hero, Lempar Batu Sembunyi Tangan

Menurut Analisis Big Data Continuum, ada 5 Parpol yang populer di media sosial. Hal ini tentu saja mengacu pada perbincangan publik di media sosial terkait Parpol itu sendiri. 

"Terdapat 5 partai politik paling populer di media sosial, yaitu Nasdem, PDIP, PKS, PKB, dan Gerindra," menurut Big Data Continuum, pada Minggu, 25 Juni 2023. 

Soroti Manuver PDIP soal PPN 12 Persen, PKB: Kenapa Dulu Menyetujui Lalu Sekarang Menolak

Parpol tolak pemilu sistem Proporsional tertutup

Photo :
  • ANTARA

Partai Nasdem diketahui menjadi partai paling populer dan mendapat tingkat penerimaan sebesar 77 persen. Partai Nasdem dan PKS menjadi populer karena sikapnya yang mengusung calon presiden 2024 (Capres) 2024, Anies Baswedan, yang dinilai menyelamatkan demokrasi. 

PDIP Tak Tolak Kenaikan PPN 12% tapi Minta Dikaji Ulang

"Partai PKB populer karena ada narasi perbedaan dukungan di akar rumput antara mendukung Anies dan Prabowo. Partai PDIP populer (urutan kedua) karena didorong percakapan tentang Bacapres Ganjar. Partai Gerindra populer karena didorong tentang percakapan Bacapres Prabowo." 

Namun, menurut Direktur Pusat Studi Media dan Demokrasi LP3ES, Wijayanto menyebut bahwa paling populer belum tentu mendapat kesan yang positif. 

Selain itu, menurut Wijayanto, saat ini Parpol kurang memperhatikan makna atau esensi dari Pemilihan Umum (Pemilu) itu sendiri. Terlepas dari data Parpol yang populer, Wijayanto menyebut bahwa Pemilu seharusnya digunakan untuk membicarakan masalah rakyat.

Direktur Pusat Studi Media dan Demokrasi LP3ES, Wijayanto

Photo :
  • VIVA/ Natania Longdong

"Hal lain, Pemilu harusnya menjadi satu ajang, menjadi penting, jika pada pemilu itu membicarakan masalah warga negara dan disebutkan apa solusinya," kata Wijayanto melalui diskusi online dengan judul "Popularitas Partai di Media Sosial, Apa Kata Big Data?". 

Dia juga menambahkan bahwa Pemilu tidak akan lama lagi, dan seharusnya, Parpol merubah percakapan atau pembicaraan mereka mengenai situasi yang lebih umum, bukan masalah elit. 

"Ini sudah bulan Juni, berarti setengah tahun lagi, 6-8 bulan ya. Pembicaraan siapa yang populer, koalisi antar partai, isunya elit banget." 

Selain itu, popularitas Parpol saat ini tidak hanya terkenal karena kinerjanya atau pencapaiannya, melainkan karena kasus yang mencuat ke publik. Salah satunya menteri yang terlilit kasus korupsi, yang juga merupakan anggota Partai Nasdem. 

"Paling terkenalnya karena ada kasus. Tentu saja ini salah satu kabar buruk, atau kabar kurang mengembirakan soal demokrasi kita,” katanya.

Jokowi Hadiri Penutupan Munas XI Partai Golkar

Peluang Jokowi Gabung ke Partai Selepas PDIP: Belum Konkrit, Belum Ada Tawaran Posisi Strategis

Sejumlah partai, yakni Golkar, Gerindra hingga PAN, terang-terangan akan membuka diri untuk Presiden RI ke-7 Joko Widodo, masuk ke partai mereka. Ke mana Jokowi berlabuh?

img_title
VIVA.co.id
23 Desember 2024