Cerita Kader Demokrat Protes ke SBY Ada Foto Moeldoko Dipajang di Museum dan Galeri SBY-Ani
Jakarta – Keberadaan foto Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko, di dalam Museum dan Galeri SBY-Ani yang terletak di Pacitan Jawa Timur, sempat menimbulkan keheranan bagi kader Partai Demokrat. Mereka protest ke Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY. Protest itu beralasan mengingat apa yang dilakukan Moeldoko kepada Demokrat saat ini.
Itu kemudian dikisahkan oleh Wasekjen DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon, yang menceritakan kader Demokrat sempat protes terhadap Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) lantaran terpampang Foto KSP Moeldoko di sudut Museum dan Galeri SBY-ANI di Pacitan, Jawa Timur tersebut. Moeldoko di era Presiden SBY, sempat menjadi KSAD hingga kemudian dipercaya sebagai Panglima TNI.
Melalui akun instagram pribadinya @jansensitindaon, yang dilihat VIVA, Jumat, 23 Juni 2023, Jansen menuturkan bagaimana Presiden RI ke-6 itu menjawab reaksi para kader Demokrat yang memprotesnya.
"Di Museum Pak SBY di Pacitan, di dindingnya terpasang banyak foto. Ketika kemarin jalan-jalan di dalamnya di salah satu sudutnya kami kaget. Karena melihat di salah satu dinding terpasang foto ada wajah Moeldoko (salah satunya foto di bawah) sontak saya dan beberapa teman tidak terima," kata Jansen.
Para kader Demokrat, lanjut Jansen, langsung menanyai soal foto tersebut kepada SBY, pada sore harinya. Para kader partai berlambang bintang mercy tersebut tidak terima sebab Moeldoko berusaha “membegal” Partai Demokrat dengan mengajukan Peninjauan Kembali (PK) atas putusan kasasi Mahkamah Agung (MA).
"Sorenya ketika jumpa Pak SBY dengan berapi-api kami ngomong 'Pak mohon izin kenapa foto yang ada wajah Moeldoko itu tidak diturunkan saja, diganti dengan yang lain biar wajahnya tidak ada di museum ini, pengkhianat dia itu Pak dan seterusnya'," kata Jansen.
Jawaban Berkelas SBY Diprotest Kadernya
SBY dengan tenang menjawab para kader Partai Demokrat. Sebab, bagaimanapun kondisi saat ini, SBY tidak pungkiri bahwa Moeldoko bagian dari sejarah di pemerintahannya ketika itu.
"Beliau kemudian menjawab kami dengan tenang lebih kurang 'Sudah nggak apa-apa kan memang dia bagian dari pemerintahan saya. Saya yang mengangkatnya jadi KASAD dan Panglima. Ini kan museum terkait sejarah perjalanan pemerintahan itu, kan tidak mungkin saja dia sama sekali tidak ada di museum ini. Sejarah itu ya tetap sejarah tidak boleh kita hapuskan apapun kondisinya. Biarlah yang dia lakukan sekarang menerima balasnya sendiri nanti. Termasuk tentu yang dia lakukan sekarang ini sejarah yang juga harus kalian ingat selaku kaderkan dan seterusnya’," kata Jansen menirukan perkataan SBY.
Mendengar jawaban SBY, kata Jansen, para kader yang protes itupun akhirnya diam. Sampai saat ini, diterangkan Jansen, dua foto Moeldoko masih terpajang di Museum SBY.
"(Dengar Jawaban SBY) Akhirnya kami semua diam. Dan, sampai sekarang di museum Pak SBY di Pacitan lebih kurang saya melihat ada 2 foto Moeldoko terpasang di posisi yang sangat terhormat, walau jika saya ke museum Pak SBY di Pacitan ketika lewat blok yang ada wajah Moeldoko, saya tidak akan melihat," ujar Jansen.
"Terakhir silakan berkunjung ke Pacitan Pak Moeldoko untuk melihat foto diri Anda termasuk puncak perjalanan hidup Anda sebagai seorang tentara di museum ini," kata dia mengimbuhkan.