Rencana Penggabungan KIB dan KKIR Jadi Koalisi Besar Masih Terus Berlanjut, Kata Elite PAN
- VIVA/Lilis Khalisotussurur
Jakarta – Partai Amanat Nasional (PAN) menegaskan wacana menggabungkan anggota parpol di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) masih terus bergulir. Komunikasi dari parpol yang tergabung dalam kedua koalisi itu pun masih berjalan.
"Rencana koalisi besar, yaitu penggabungan KIB dan KKIR (minus PPP), masih terus berlanjut komunikasinya," kata Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi kepada wartawan di Jakarta, Kamis, 22 Juni 2023.
Di samping itu, Viva mengakui partainya juga membangun komunikasi secara intensif dengan PDIP dan PPP agar kerja sama antarpartai koalisi pemerintahan saat ini berjalan baik.
PAN, katanya, juga dalam waktu dekan akan mengumumkan sikapnya dalam Pilpres 2024. PAN tidak ingin mengulangi dua kekalahan pasangan capres-cawapres yang didukung partai itu, yakni pada pemilu 2014 dan 2019. "PAN tidak mau kalah hattrick. Di Pilpres 2024 PAN bercita-cita dapat memenangkan calon bersama-sama dengan partai koalisi," katanya.
Wacana pembentukan koalisi besar mencuat setelah pertemuan Presiden Joko Widodo dengan lima ketua umum partai politik, termasuk Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dalam acara Silaturahmi Ramadhan di kantor pusat PAN, Jakarta, pada 2 April 2023.
Wacana tersebut berniat menggabungkan dua koalisi, yakni Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang beranggotakan Partai Golkar, PAN, dan PPP dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang beranggotakan Partai Gerindra dan PKB.
Presiden Joko Widodo, yang hadir dalam Silaturahmi Ramadhan itu, mengatakan bahwa para ketua umum partai dalam forum tersebut cocok jika berkoalisi. "Saya hanya bilang cocok [berkoalisi], terserah pada ketua umum partai atau gabungan ketua umum partai untuk kebaikan negara, untuk kebaikan bangsa, untuk kebaikan rakyat, hal yang berkaitan bisa dimusyawarahkan akan lebih baik," katanya.
Namun, dalam dinamikanya, sejumlah pihak seperti mantan wakil presiden Jusuf Kalla alias JK menilai wacana koalisi besar sulit terbentuk. Sebab, katanya, tidak mudah untuk menyatukan begitu banyak partai dengan beragam aspirasi politik dan kepentingan, terutama dalam hal pencalonan pasangan capres-cawapres pada pemilu 2024.
Selain itu, belakangan salah satu partai anggota KIB, yakni PPP, secara bulat menyatakan mendukung bakal calon presiden Ganjar Pranowo yang diusung PDIP. Keputusan itu sekaligus menjadikan PPP bergabung dalam koalisi PDIP bersama partai politik nonparlemen seperti Partai Perindo.