Gatot: Kalau yang Maju Hanya dari Rezim, Oposisi Tak Terwakili Sangat Berbahaya

Eks Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Yeni Lestari

Jakarta – Mantan Panglima TNI (Purn) Gatot Nurmantyo mengatakan jika bakal capres dari rezim yang hanya akan maju pada Pilpres 2024 maka oposisi tak terwakili suaranya. Bagi Gatot, hal itu sangat berbahaya.

PAN Perintahkan DPW dan DPD Segera Gelar Muswil dan Musda

"Kalau yang maju hanya dari rezim, Menteri Pertahanan dan Gubernur Jawa Tengah, berarti kaum oposisi tak terwakili, sangat berbahaya," kata Gatot saat hadir di acara OKE GANTI Orasi Kebangsaan Gatot Nurmantyo dan Tokoh Indonesia di Jakarta Timur, Rabu 21 Juni 2023.

Gatot menjelaskan pernyataan tersebut bukan merupakan bentuk kampanye melainkan berbicara sesuai teori. Bagi dia, dalam negara demokrasi jika bermasalah maka tergantung rezim yang berkuasa.

Dibawa ke Paripurna, Ini 10 Poin Evaluasi Komisi II DPR terhadap Kinerja DKPP

"Kita akan mengalami hal yang sulit karena demokrasi di manapun di dunia pasti antara rezim itu bermasalah, besar kecilnya tergantung disiplin atau tidak berdemokrasi," lanjut Gatot.

Anies Baswedan di Acara UGM: Nanti Kalau Pemilu Lagi, Pilih yang Benar

Menurut dia, oposisi yang akan jadi pengontrol dalam hal itu. Maka itu, jika demokrasi dikriminalisasi maka nanti oposisi akan lebih besar lagi.

"Demokrasi tidak disiplin goyangan makin keras dari rakyat. Itulah oposisi sebagai pengontrol. Semakin demokrasi dikriminalisasi semakin besar lagi oposisinya. Itu hukum, itu teori," tutur eks Kepala Staf TNI AD (KSAD) itu..

Dia mengatakan legitimasi suatu negara yang berdasarkan demokrasi tergantung dari legitimasi dari rakyatnya yang mayoritas. Menurut dia, hal itu jadi kunci penting.

"Itu kuncinya. Kalau yang menarik yang tidak mayoritas sangat berbahaya. Demokrasi tidak akan berjalan. Pasti sibuk dengan kekacauan-kekacauan yang ada," ujarnya.

Presiden ke-6 Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono di KBRI Tokyo, Jepang

Bicara dari Tokyo, SBY Serukan Jaga Demokrasi dan Lawan Perusak Konstitusi

Presiden ke-6 Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyoroti pentingnya menjaga nilai-nilai demokrasi dan melawan perusak konstitusi

img_title
VIVA.co.id
9 Maret 2025