Bisa Motivasi Rakyat dan Visioner, RI Dinilai Butuh Kepemimpinan Transformasional

Nusantara Centre dan Foko kembali menggelar Kuliah Karakter Konstitusi (KKK)
Sumber :
  • istimewa

Jakarta - Kepemimpinan transformasional dinilai penting dan dibutuhkan bangsa RI. Dengan kepemimpinan transformasional dinilai bisa memotivasi dan menginspirasi rakyatnya.

Antusiasme Masyarakat di Konser Kebangsaan Dinilai Jadi Bukti Dukungan untuk Egi-Syaiful

Demikian disampaikan Direktur Nusantara Centre Yudhie Haryono dalam Kuliah Karakter Konstitusi (KKK) seri kedua yang digelar Nusantara Centre bekerjasama dengan Forum Komunikasi Purnawirawan TNI-Polri (Foko) di kantor Sekretariat Foto, Jakarta Pusat.

Menurut Yudhie, KKK penting karena kepemimpinan Indonesia saat ini dinilai hanya mentradisikan gerakan poco-poco, maju untuk mundur. Tapi, kata dia, tak punya mental transformasional.

Pengamat Ingatkan Pemerintah Harus Antisipasi Penyebaran Paham Khilafah saat Pilkada

"Padahal kepemimpinan transformasional itu sangat dibutuhkan untuk bangsa ini," kata Yudhie, dalam keterangannya, yang dikutip pada Selasa, 13 Juni 2023.

Pembicara dalam Kuliah Karakter Konstitusi (KKK) di Foko.

Photo :
  • istimewa
Tokoh Masyarakat Batam Sebut Ansar Ahmad Berpengalaman di Pemerintahan, Layak Pimpin Kepri Lagi

Yudhie menjelaskan kepemimpinan transformasional bisa memotivasi dan menginspirasi rakyatnya. Dengan gaya kepemimpinan itu, menurutnya bisa memimpin dengan mental visioner dan kharismatik.

"Hal ini karena kepemimpinan transformasional bertujuan untuk meningkatkan motivasi intrinsik rakyatnya agar bergerak terpadu, maju dan dominan," jelas Yudhie.

Dia mengutip Robbins dan Judge (2008), bahwa gaya kepemimpinan transformasional adalah mereka yang menginspirasi rakyatnya untuk menyampingkan kepentingan pribadi dan golongannya demi kebaikan bersama.

Yudhie bilang dengan pemimpin yang bisa menerapkan gaya kepemimpinan transformasional maka nasib rakyatnya diharapkan membaik. Kata dia, gaya kepemimpinan itu mampu menemukan solusi, bukan menambah beban.

Pun, dia menambahkan dengan gaya kepemimpinan transformasional ini diyakini bisa mempengaruhi kinerja cipta, karsa, karya dan nasib secara keseluruhan.

"Kepemimpinan transformasional itu pemberi solusi, karena kehidupan kita sudah penuh problema. Pemimpin transformasional itu orang yang selalu jenius, kreatif dan berpikir bertindak besar mendukung rakyatnya," jelasnya.  

Namun, ia menekankan untuk di Indonesia, mental transformatif saja tidak cukup. Kata dia, mesti dilengkapi dengan mental nasionalistik dan konstitusional.

Dia menekankan, mental penting sebagai kepemimpinan inklusif jenius yang membebaskan memajukan memuliakan keadilan dan persaudaraan.

Menurut Yudhie, hal itu sebagai kepemimpinan bermental dan karakter yang lapang serta toleran memberi semangat jihad.

Bagi Yudhie, dengan mental dan tradisi kepemimpinan transformasional maka RI seharusnya bisa berjalan tanpa korupsi, kolusi, dan nepotisme.

"Jika mentalitas tersebut jadi tradisi yang hidup, praktis negeri kita menjadi mercusuar dunia. Rakyatnya bahagia, negerinya makmur, semestanya diridai-Nya, warisannya membanggakan dan suasana seperti di surga," jelasnya.

Dalam KKK seri kedua ini, juga mengulas soal Pancasila dan kuantum teori yang dipandu pemateri Kun Wardana Abyoto.

Menurut Kun Wardana, dari sisi kuantum teori, perubahan bangsa lebih baik bisa direalisasikan. Caranya dengan benar-benar menjalankan dan meniatkan perubahan.

"Ubahlah medan kuantum kita dengan kemurnian hati agar hasilkan keajaiban. Melompat, bukan berjalan biasa sebab kita tak mungkin mengejar mereka yang duluan dan licik," ujar Kun Wardana.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya