Gibran Dapat Panggung di Rakernas PDIP, Bicara Kemiskinan Hingga Pengangguran
- VIVA/M Ali Wafa
Jakarta - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan, Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III dengan tema ‘Fakir Miskin dan Anak Telantar Dipelihara oleh Negara’ di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, diisi dengan sejumlah kepala daerah menyampaikan program untuk mengentaskan kemiskinan.
Menurutnya, semua kepala daerah senafas dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk terus berkomitmen dengan Wong Cilik dan fakir miskin untuk memberantas kemiskinan ekstrem.
"Kemarin Mas Gibran (Wali Kota Solo) telah memaparkan secara daring karena beliau sedang di Korea Selatan, dan apa yang dipaparkan di Solo menjadi bagian dari rekomendasi tentang bagaimana tata kota yang menunjukkan keberpihakan pada rakyat miskin, rumah kumuh diperbaiki, penataan lingkungan agar bersih, penciptaan lapangan kerja bagi rakyat, stimulus APBD dengan memberatkan belanja sosial, penciptaan lapangan kerja, pendidikan, kesehatan, itu telah dilakukan baik oleh Mas Gibran," kata Hasto saat konferensi pers di Sekolah Partai PDIP, Jakarta Selatan, Rabu, 7 Juni 2023.
Tak hanya Gibran, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani juga memberikan keteladanan menyelesaikan masalah di desa. Kemudian fokus pada penerapan pelayanan satu atap, dan usaha untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
"Kepala daerah PDIP itu sudah ada data by name by adress (soal data kemiskinan, red), termasuk kebijakan apa yang dilakukan," kata dia.
Kemudian, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi juga memberikan terobosan luar biasa, di mana salah satunya penataan kota, pembuatan taman- taman dengan mengintegrasikan dengan UMKM.
"Beberapa aset dari Pemda dipakai di dalam menciptakan sentral UMKM bagi pergerakan ekonomi rakyat, bahkan di Surabaya itu namanya lansia sudah mendapat ransum makanan setiap hari yang disediakan oleh sekitarnya melalui stimulus Pemda," ucapnya.
Menurut Hasto, Ini menunjukkan bagaimana PDIP dengan kepala daerahnya yang 54 persen di seluruh Indonesia berkomitmen kuat di dalam menciptakan watak politik yang berpihak, sebagaimana ideologi Pancasila sebagai ideologi keberpihakan.
"Itu berdasarkan konstruksi falsafah manusia yang berusaha membebaskan dr belenggu penjajahan yaitu sosok petani sebagai soko guru dari kemajuan Indonesia Raya, sehingga dari aspek ideologis dan teknokratis, policy sudah dijalankan kepala daerah," kata Hasto.
“Kami menjawab keraguan dari Bapak Suharso Monoarfa (Kepala Bappenas, red) bahwa dengan gotong royong tiga pilar ini, kami akan membantu pemerintah, kami membantu Presiden Jokowi, kami membantu Bappenas supaya kemiskinan ekstrem dapat diatasi,” pungkasnya.