Imam Besar Masjid Istiqlal: Selama Ini Ulama Seperti Pendorong Mobil Mogok atau Pemadam Kebakaran

Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA Politik – Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar menyatakan bahwa bahasa agama lebih efektif menyentuh masyarakat daripada bahasa birokrasi atau politik.

Wakil Mendagri Sebut AI Dahsyat tapi Harus Bijaksana untuk Menggunakannya

"Dalam masa krisis, bahasa kami (agama) sangat efektif, tidak mungkin hanya bahasa politik dan birokrasi yang bisa menyelesaikan persoalan," kata Nasaruddin saat ditemui pada konferensi internasional untuk perdamaian global di Jakarta, Minggu, 21 Mei 2023.

Ia mengatakan, dalam masa krisis, bahasan tentang kejujuran dan kesabaran yang berguna untuk umat lebih membutuhkan bahasa agama, bukan bahasa politik, karena agama lebih banyak mengajarkan tentang sikap sabar dan jujur.

Cegah Judi Online, Kemenag Kerahkan 5.940 KUA dan Penyuluh Agama

Masjid Istiqlal

Photo :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Ia juga mengatakan, dalam konteks menyebarkan bahasa agama ke umat, ulama sebaiknya tidak hanya dilibatkan untuk membicarakan akibat, tetapi juga dilibatkan untuk membicarakan sebab.

Wakil Mendagri: Sistem Politik atau Sistem Pemilu Indonesia Boros

"Ulama jangan hanya diajak bicara di sektor hilir, tapi juga di sektor hulu yang menyebabkan sebab itu muncul, agar pahamnya utuh; bagaimana mungkin kita disuruh menyelesaikan persoalan, tetapi penyebab masalahnya kita tidak dilibatkan, sehingga solusinya tidak tepat," katanya.

Menurutnya, ulama sebaiknya dilibatkan dalam perencanaan kebijakan, misalnya diajak berdiskusi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, tidak hanya memadamkan masalah yang sudah terjadi.

"Selama ini ulama seperti pendorong mobil mogok: begitu jalan, ditinggalkan; atau pemadam kebakaran: begitu apinya mati, ya sudah selesai, padahal kan alangkah baiknya kalau api itu tidak pernah ada," ujar dia.

Dua siswa Sekolah Menengah Atas memperhatikan gambar partai politik peserta pemilu 2019 di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat, Bandung, beberapa waktu lalu (Foto ilustrasi)

Photo :
  • ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

"Harus ada sinergi antara ulama dengan umara (pemimpin), jangan membahasakan dirinya sendiri-sendiri, jadi bahasa birokrasinya ada, bahasa agamanya juga ada, itu yang akan menggaet loyalitas dan kesadaran utuh masyarakat," katanya. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya