Anas Urbaningrum Tepis Isu Ada Kekuatan Politik Berupaya Halangi Tokoh Tertentu Jadi Capres
- ANTARA/Fath Putra Mulya
VIVA Politik – Mantan ketua umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum menilai dinamika politik yang terjadi menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sejauh ini masih dalam kategori wajar.
"Kalau saya lihat memang tidak ada politik yang tidak berdinamika, apalagi pemilu kan, apalagi pilpres; pasti dinamikanya tinggi. Tetapi, hemat saya, dinamika yang muncul sejauh ini masih dinamika yang wajar, yang patut," ujar Anas ditemui usai acara Halalbihalal dan Silaturahmi Nasional III Jaringan Indonesia (Jari) di Hotel Bidakara, Jakarta, Minggu malam, 21 Mei 2023.
Khusus tentang pemilu presiden (pilpres), kata Anas, dinamika yang terjadi adalah terkait dengan proses pembentukan koalisi. Sebab sebagian besar partai politik (parpol) membutuhkan koalisi untuk memberangkatkan pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).
Hanya ada satu partai yang memenuhi syarat untuk mengajukan pasangan capres-cawapres tanpa harus berkoalisi, katanya. Tetapi partai itu tetap merasa perlu untuk membangun koalisi.
Dia menilai dinamika pembentukan koalisi yang terjadi sekarang adalah wajar hingga akhirnya nanti membentuk koalisi yang utuh dan melahirkan pasangan capres dan cawapres kemudian didaftarkan sebagai peserta pemilu presiden kepada KPU pada Oktober 2023.
Dalam orasi kebangsaannya pada agenda itu, Anas mengatakan bahwa dinamika politik yang terjadi saat ini adalah seputar simulasi pembentukan koalisi dan kemungkinan pasangan capres dan cawapres.
"Yang terjadi adalah dinamika yang biasa, tarik-menarik dalam proses pembentukan koalisi dan upaya untuk mensimulasi kemungkinan pasangan-pasangan, mensimulasi munculnya pasangan-pasangan yang paling mungkin dari proses koalisi itu yang sampai sekarang sesungguhnya belum jelas, baru para bakal," ujarnya.
Anas menambahkan, jangan ada yang dimatikan peluang dan kesempatan politiknya dalam kontestasi pilpres. "Tidak ada yang perlu dimatikan peluangnya, tidak ada yang perlu dibunuh kesempatan politiknya, dibunuh di tengah jalan apalagi belum jalan," ujarnya.
Menurut dia, upaya mematikan kesempatan politik bukan perkara yang sulit. Namun, dia menilai tidak ada pihak yang menunjukkan potensi menuju upaya itu hingga sejauh ini.
"Itu tidak terjadi dan menurut saya itu tidak dilakukan. Karena itu, situasinya menurut saya, situasi yang masih patut dalam pengertian kompetisi politik," kata Anas. (ant)