PAN Masih Andalkan Kalangan Artis Jadi Caleg, Klaim Bukan Sekadar Pamer Popularitas
- VIVA/Lilis Khalisotussurur
VIVA Politik – Partai Amanat Nasional (PAN) bakal membirukan kantor KPU RI Jakarta dengan para tokoh dari kalangan artis, pengusaha, purnawirawan hingga tokoh masyarakat yang mendaftar sebagai bakal lagi anggota badan legislatif (caleg) dalam pemilu tahun 2024, pada Jumat, 12 Mei 2023.
PAN menyebut tanggal 12 Mei 2023 merupakan hari baik untuk mendaftarkan para calegnya ke KPU.
"Hari ini, PAN akan birukan KPU, diramaikan puluhan tokoh masyarakat, artis, pengusaha sampai purnawirawan," kata Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi kepada wartawan.
Verrel Bramasta
- IG @bramastavrl
Viva menuturkan beberapa nama dan wajah bakal caleg PAN yang ikut mendaftar sudah cukup dikenal masyarakat, di antaranya Eko Hendro Purnomo (Eko Patrio), Desy Ratnasari, Primus Yustisio, Sigit Purnomo Said (Pasha Ungu), Surya Utama (Uya Kuya), Tomliwafa, hingga Verrel Bramasta.
"PAN memiliki filosofi Matahari: Matahari itu menyinari siapapun tanpa pilih kasih; siapapun yang ingin bergabung dengan PAN memiliki peluang dan kesempatan yang sama, tidak membeda-bedakan, yang penting tujuan kita sama," kata Viva.
PAN juga serius fokus mengakomodasi keterwakilan perempuan dalam politik melalui PUAN (organisasi wanita PAN). Dari PUAN ini, nama-nama perempuan tangguh ikut pencalegan, seperti Intan Fauzi, Adelia Wilhelmina (Adelia Pasha), Putri Zulkifli Hasan, Zita Anjani dan didukung beberapa artis seperti Bebizie, Eksanti dan Selvi Isti Apriani (Selvi Kitty).
"Bukan sekadar pamer popularitas, para caleg ini sudah siap membawa visi dan misi dalam memajukan daerah perwakilannya masing-masing," kata Viva.
Bendera Partai Amanat Nasional
- VIVA.co.id / Eduward Ambarita
Viva berharap kehadiran para artis mendongkrak perolehan suara PAN. Sebab, popularitas dari para selebritas ini bisa berubah menjadi elektabilitas. Tentu dengan tetap memperjuangkan hak masyarakat yang mereka wakili, katanya.
Wakil Mendagri: Sistem Politik atau Sistem Pemilu Indonesia Boros
Wakil Menteri Dalam Negeri mengatakan bahwa Presiden RI Prabowo Subianto meminta untuk memperbaiki sistem pemilihan umum (pemilu) karena tidak efisien dan terlalu mahal.
