Keputusan Musra, Menurut Pengamat Representatif Jokowi Bukan Partai
- Antara/ HO-Dok Musra
VIVA Politik – Musyawarah Rakyat atau Musra Relawan Jokowi, yang telah dilakukan di berbagai daerah dan puncaknya akan diumumkan akhir pekan ini, diyakini sebagai representasi dari Jokowi.
Menurut Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia, Ali Rifan, bahwa keputusan tersebut adalah sebagai representasi Jokowi, bukan dari partai politik apalagi PDIP.Â
"Musra itu representasi Jokowi. Biasanya pesan politik Jokowi itu disampaikan oleh para relawan baik Projo atau yang lain, termasuk dukungan capres dan cawapres," kata Ali Rifan, dikutip Rabu 10 Mei 2023.
Musra adalah kumpulan para relawan Jokowi, yang menjaring nama-nama untuk pemimpin Indonesia, ke berbagai daerah. Setidaknya ada 3 bakal capres dan bakal cawapres 2024 yang akan diajukan.
Untuk capres versi musra seperti Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ganjar Pranowo yang kini resmi diusung oleh PDIP, dan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Adapun untuk cawapres, yakni Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD, Kepala Staff Presiden Moeldoko, dan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Arsyad Rasyid.
Dia menjelaskan, untuk capres sudah berhenti pada 3 nama yakni Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan juga Anies Baswedan. Namun yang menarik, dia melihat adalah bagaimana nanti memilih bakal cawapres.
"Yang menarik lagi dari tiga nama itu tidak ada yang dominan secara statistik. Nah variabel cawapres itu sangat menentukan," jelasnya.
Maka dia melihat, seperti apa dukungan Jokowi ke depannya untuk pilpres adalah bisa tergambar dari hasil musra ini. Maka jika sebelumnya banyak relawan yang masih bingung karena Jokowi terlihat mendukung sejumlah calon, di musra ini nanti akan terlihat.
"Tapi sepemahaman saya, kita bisa membaca bagaimana sikap Jokowi itu di suara relawan. Karena sebagai Presiden, kepala pemerintahan sekaligus kepala negara tidak mungkin memberikan statemen secara vulgar terhadap capres yang ada," paparnya.
Dalam pengamatannya, Ali melihat bahwa Jokowi yang berhasil menang di 2 kali pilpres memang menampilkan suatu yang berbeda. Sebab kemenangan itu tidak hanya karena partai politik, tetapi juga ada mesin relawan.
Maka dia ingin mengkapitalisasi itu, sehingga pihak-pihak melihat kalau Jokowi masih banyak didukung para relawannya yang bermunculan. Sehingga terbangun personifikasi, kalau Jokowi saat ini masih cukup kuat pengaruhnya.
"Pengaruhnya di mana? ya di relawan itu. Makanya suara relawan itu persisnya memang representasi Jokowi," ujarnya.
Untuk Airlangga dan Prabowo, dari catatan hasil musra di beberapa wilayah, persaingannya cukup ketat juga. Airlangga Hartarto menguasai di wilayah seperti Sumatera Utara, Jambi, Banten, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Gorontalo dan Papua.Â
Adapun Prabowo mampu meraup kemenangan di wilayah seperti Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Aceh, Bengkulu, Yogyakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, dan NTB. Â
Â
Sedangkan Ganjar Pranowo menang di daerah-daerah seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Riau, Sulawesi Selatan, Maluka dan Hongkong.