DPR Geram TKW Asal Banyuwangi Babak Belur Disiksa Majikan di Malaysia

Anggota Komisi I DPR RI, Christina Aryani
Sumber :
  • DPR RI

VIVA Politik - Insiden penyiksaan terhadap tenaga kerja Indonesia (TKI) yang berprofesi sebagai pekerja rumah tangga atau PRT kembali terjadi di Malaysia. Kabar penyiksaan itu pun sudah terdengar sampai ke wakil rakyat di DPR

Anggota DPR Minta Kapolri Tak Beri Ruang ke Oknum Polisi Pembeking Pelaku Kejahatan

Anggota Komisi I DPR RI Christina Aryani menyesalkan sekaligus mengecam penyiksaan dan eksploitasi terhadap TKI asal Banyuwangi, Jawa Timur tersebut.

Berdasarkan informasi, korban berusia 39 tahun itu mengalami luka bakar di bagian punggung dan lengan. Luka parah itu dialami TKW karena disetrika dan disiram air panas. 

Kesaksian Tertulis Saksi Ahli Diduga Disiapkan Jaksa, DPR Minta Kejagung Transparan dan Profesional

Kedua matanya pun terlihat hitam lebam akibat pukulan majikan. Kisah pilu korban bertambah karena gajinya juga tak dibayar sejak ia bekerja pada Maret 2022.

"Kami menyesalkan betul di Malaysia lagi-lagi aksi keji seperti ini kembali terulang. Kami tegaskan pada pihak KBRI agar terus mengawal kepolisian Malaysia yang sudah melakukan penahanan terhadap majikan dan keterlibatan pihak lain dalam kasus ini supaya ditindak tegas," kata Christina kepada wartawan di Jakarta, Selasa, 2 Mei 2023.

Niat Adukan Kasus, DPR Bilang Persoalan Jaksa Jovi Masalah Sepele

Tempat penampungan TKI. (Foto ilustrasi).

Photo :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

Dia pun mendesak agar agen yang memberangkatkan dan menerima korban bisa juga diusut. 

"Termasuk usut tuntas agen pemberangkatan maupun penerimanya di Malaysia karena jalur keberangkatan korban ini adalah jalur non prosedural," jelas Christina.

Pun, dia menyampaikan, pemberangkatan Nani sebagai pekerja migran Indonesia (PMI) ke Malaysia terjadi saat Indonesia belum membuka pengiriman PMI ke negeri Jiran. Kebijakan itu karena menyangkut penerapan Malaysia terkait COVID-19 sehingga belum membuka masuknya pekerja asing saat itu.

"Maka tindak tegas agen nakal ini harus dilakukan. Baik di Indonesia maupun di Malaysia. Sementara aspek hukumnya harus kita kawal terus supaya beri efek jera," lanjut legislator asal Golkar tersebut.

"Jangan ada anggapan bahwa TKI kita lemah perlindungan hukum sehingga bisa diperlakukan apa saja di sana. Ini tidak boleh terjadi lagi," ujarnya.

Terkait penanganan korban, menurut Christina dirinya dapat laporan bahwa KBRI Kuala Lumpur beri atensi khusus termasuk perawatan di Rumah Sakit. Begitu pun komunikasi dengan otoritas di Malaysia agar pelaku diberi hukuman setimpal.

"Kami apresiasi Pak Dubes Hermono yang jemput bola menangani kasus ini. Semoga bisa tertangani dengan baik, kondisi korban bisa segera pulih," tuturnya.

Lebih lanjut, dia menambahkan agar Jokowi dan jajarannya memperhatikan kasus ini dalam pertemuan Asean Summit 2023 yang diselenggarakan di Labuan Bajo dalam waktu dekat. Bagi dia, RI perlu mendorong perlindungan TKI.

"Perlu ada dorongan terus menerus agar ini jadi perhatian. Presiden perlu sampaikan pada forum ini sehingga semua kepala negara memiliki kesadaran yang sama terkait perlindungan Pekerja Migran," tuturnya.


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya