Kodam Cenderawasih: Jumlah Prajurit Korban Penyerangan KKB di Nduga Belum Dipastikan
- ANTARA
VIVA Politik – Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih Kolonel Kavaleri Herman Taryaman mengatakan belum diketahui berapa jumlah prajurit yang menjadi korban penyerangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Mugi-Mam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
Memang benar ada penyerangan yang dilakukan KKB terhadap Satgas Yonif R 321/GT di Mugi-Mam, Sabtu sore, 15 April 2023, kata Herman. "Belum diketahui secara pasti berapa korban prajurit TNI yang meninggal dan luka-luka" katanya di Jayapura, Minggu.
Saat ini masih dilakukan pemantauan, namun karena cuaca hujan dan berkabut sehingga belum bisa berkomunikasi dengan aparat keamanan yang berada di lokasi tersebut.
"Saat ini berbagai upaya dilakukan untuk memberikan bantuan dan evakuasi sekaligus melakukan pencarian terhadap pilot Susi Air serta berharap semua diberikan keselamatan, perlindungan dan kekuatan," harapnya.
Menurut data yang dihimpun, sejak Sabtu malam, terungkap penyerangan terhadap tim gabungan Satgas Yonif R 321/GT dengan satuan lainnya menyebabkan enam prajurit dilaporkan gugur dan 30 orang lainnya belum diketahui nasibnya. Hingga kini belum ada kronologi terkait insiden tersebut.
Pilot Susi Air disandera KKB pimpinan Egianus Kogoya sejak 7 Februari lalu sesaat setelah mendaratkan pesawatnya di lapangan terbang Paro, Kabupaten Nduga.
Di tempat terpisah, Kepala Polda Papua Irjen Pol. Mathius Fakhiri membenarkan warga di sejumlah kampung saat ini berada di Kenyam, Kabupaten Nduga, untuk menghindari gangguan dari KKB.
Fakhiri di Jayapura, Sabtu, mengatakan bahwa TNI/Polri bersama Pemkab Nduga telah meminta masyarakat untuk sementara bermukim di Kenyam guna mengantisipasi gangguan keamanan. Saat ini sedang dilakukan upaya pembebasan terhadap pilot berkebangsaan Selandia Baru yang disandera KKB.
Dia membantah ada paksaan terhadap warga untuk keluar dari kampungnya. Itu karena kesadaran mereka yang takut gangguan KKB yang sering kali melakukan teror.
Ia mengatakan bahwa masyarakat merasa takut sehingga rela berjalan kaki selama beberapa hari sebelum akhirnya aparat keamanan menolong mereka. "Anggota KKB juga sering kali mengganggu masyarakat sehingga mereka mengalami ketakutan," kata Fakhiri.
Selama berada di Kenyam, kata dia, mereka dibantu terutama kebutuhan sehari-hari oleh Pemerintah Kabupaten Nduga.
Ketika ditanya upaya pembebasan sandera, Fakhiri menegaskan bahwa saat ini masih terus berlangsung dengan melibatkan tokoh masyarakat dari Kabupaten Nduga. "Mudah-mudahan dalam waktu dekat dapat segera dibebaskan dalam keadaan sehat walafiat," kata Fakhiri. (ant)