PAN dan PPP Dorong Calon Bukan Kader, Pintu Masuk Golkar ke KIR atau Koalisi Perubahan
- VIVA/Andrew Tito
VIVA Politik – Tiga partai di Koalisi Indonesia Bersatu atau KIB, hanya Partai Golkar yang mengusung kader partainya yakni Ketua Umum Airlangga Hartarto. Sementara PAN dan PPP, cenderung mengusung nama-nama di luar partai seperti Erick Thohir hingga Ganjar Pranowo.
Sementara saat ini, komunikasi politik antar partai dan lintas poros koalisi, terus terjalin. Situasi diakui masih sangat dinamis akan terjadinya perubahan. Bahkan Partai Golkar dalam beberapa waktu ini, intens berkomunikasi baik dengan koalisi Kebangsaan Indonesia Raya (KIR) dan Koalisi Perubahan.
Melihat hal ini, peneliti utama BRIN, Siti Zuhro, mengatakan memang ada kesan kalau kesepakatan yang dibangun di KIB cenderung tentatif.
Setiap partai di KIB diberi kesempatan mengusulkan calonnya. Sehingga mereka aktif mencari pasangan calon siapa yang akan diusung.
Dia melihat memang aneh ketika PAN dan PPP justru lebih condong ke calon yang bukan kader partainya.
“Sementara Golkar yang katanya sudah mantap dengan ketuanya sebagai capres, belum juga dideklarasikan,” kata Siti Zuhro, Kamis 30 Maret 2023.
Tidak menutup kemungkinan, lanjut dia, Golkar akan berhitung ulang lagi bagaimana prospek mereka di KIB. Mengingat Partai Golkar memiliki suara yang cukup signifikan di parlemen tetapi justru tidak bisa leading.
“Karena itu Golkar mencoba berkomunikasi dengan partai-partai lain seperti Nasdem, Gerindra dan PKB," katanya.
Komunikasi yang bisa disebut penjajakan, menurutnya wajar dilakukan oleh partai sekaliber Golkar. Sebab dengan kondisi sekarang di KIB, dia melihat ada jalan buntu karena macetnya mengenai capres dan cawapres.
“Tampaknya Golkar punya peluang untuk bergabung dengan KIR atau Koalisi Perubahan,” kata Siti.
Walau punya peluang, Siti melihat untuk jatah capres maupun cawapres, bukan jalan yang mulus bagi Partai Golkar. Karena belum tentu bisa diterima di poros koalisi lain baik KIR maupun Koalisi Perubahan yang sudah menetapkan capresnya.
Selain itu, dia juga melihat restu Jokowi. Bila melihat situasi saat ini, ada kesan kalau Golkar bukan jadi unggulan untuk direstui.
“Restu Jokowi ke Prabowo dan Ganjar. Sebagai partai besar, Golkar ingin exist dan memiliki peran," katanya.
Maka ketika KIB merasa ditinggal, maka yang harus dilakukan termasuk Golkar adalah bagaimana bisa mandiri dalam menentukan sikap dan nasib politiknya ke depan.