Elektabilitas Prabowo Subianto Meningkat Disaat Ganjar dan Anies Sedang Menurun
- ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
VIVA Politik – Lembaga survei Indokator Politik Indonesia, telah merilis berbagai hasil survei yang mereka lakukan. Termasuk diantaranya hasil pilihan 3 nama capres, yakni Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
Indikator melakukan berbagai simulasi nama capres. Pada simulasi 3 nama yang teratas tersebut, Ganjar Pranowo masih tertinggi dengan 36,8 %. Urutan kedua ada Prabowo Subianto dengan 27,0 % dan Anies Baswedan 26,8 %.
Namun menariknya, dari trend pilihan yang ada terhitung sejak Januari 2021 hingga Maret 2023, ada pergerakan suara untuk ketiga calon.
Indikator mencatat, ada penurunan suara Anies dari Februari hingga Maret 2023 dari 29,4 % menjadi 26,8%. Begitu juga Ganjar, yang pada periode sama turun dari 37,4 % menjadi 36,8 %. Namun peningkatan justru diperoleh Prabowo diperiode yang sama dari 24,1 % naik menjadi 27,0 %.
Dalam laman media sosial twitter Indikator, hasil itu dituliskan kalau Prabowo cenderung menguat, Ganjar dan Anies stagnan atau menurun.
"Ganjar meski di tingak pertama, itu tidak terlalu besar karena beberapa bulan mengalami stuck. Prabowo dianggap terlempar dalam persaingan, ternyata malah kompetitif lagi," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, dalam pemaparan hasil survei yang digelar Minggu kemarin.
"Mas Anies yang sempat mendapat momentum ketika dicapreskan Nasdem, bahkan mendapat dukungan dari PKS dan Demokrtat, malah melemah," lanjut Burhanuddin.
Simulasi Head to Head, Prabowo Menguat
Indikator juga melakukan simulasi jika capres head to head. Apakah itu Prabowo melawan Anies, atau Ganjar melawan Prabowo.
"Prabowo menguat, Anies melemah," jika simulasi 2 nama tersebut.
Dalam trend simulasi 2 nama itu, terhitung sejak November-Desember 2022 Anies jauh mengungguli Prabowo. Dengan elektabilitas 45,9 % sedangkan Prabowo 35,8 %.
Tetapi trend terus berubah hingga Maret 2023 Anies justru terus turun sampai 37,4 % sedangkan Prabowo mengalami kenaikan terus sampai 45,0 %. Maka jika head to head atau simulasi Anies vs Prabowo, maka Prabowo unggul.
Lalu, simulasi 2 nama lain yakni Ganjar melawan Prabowo. "Prabowo menguat, Ganjar melemah," dari hasil simulasi kedua nama tersebut. Walau simulasinya tetap dimenangkan Ganjar, namun Indikator mencatat terjadi trend penurunan suara. Sementara Prabowo terus meningkat.
Itu terlihat misalnya dari Februari 2023. Suara Ganjar ada diangka 45,0 % dan Prabowo 37,5 %. Namun memasuki Maret 2023, suara Ganjar terus menurun sampai pada 41,8 %. Sedangkan Prabowo naik tajam hingga mencapai 40,9 %.
Untuk head to head Ganjar melawan Anies, Indikator mencatat keduanya cenderung melemah. Memang Ganjar menang jika head to head dengan Anies. Tetapi suaranya menurun. Begitu juga Anies.
Dari Februari 2023, suara Ganjar di 46,6 % lalu turun pada Maret 2023 menjadi 45,2 %. Sedangkan Anies pada Februari 2023 adalah 39,8 % dan turun menjadi 37,6 % pada Maret 2023.
Menguatnya suara Prabowo, disebutkan karena dalam beberapa waktu ini kerap di-endorse oleh Presiden Joko Widodo. Bahkan dalam banyak kesempatan, Jokowi juga mengajak Prabowo.
"Pak Jokowi kan sejak bulan November itu berkali-kali menyatakan kode bahkan kodenya terlalu terang ya untuk mendukung Pak Prabowo. Dia menyebut 2024 jatahnya Pak Prabowo, kemudian nenteng Pak Prabowo ke sana kemari gitu ya," kata Burhanuddin.
Adapun survei dilakukan dua kali di dua bulan yang berbeda, yang pertama adalah pada Februari 2023. Kemudian, survei kedua saat Maret 2023.
Populasi survei merupakan seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum atau sudah 17 tahun. Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling.
Dalam survei periode 9-16 Februari 2023, jumlah sampel sebanyak 1.220 orang. Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Dengan asumsi metode simple random sampling.
Survei memiliki toleransi kesalahan margin of error sekitar ±2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Lalu, dalam survei periode 12-18 Maret 2023, jumlah sampel sebanyak 800 orang.
Sampel berasal dari hampir semua provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 800 responden memiliki toleransi kesalahan margin of error sekitar ±3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.