Ibas Yudhoyono: Pernyataan AHY bahwa Rakyat Sedang Susah Itu Bukan Isapan Jempol
- Dok. Istimewa
VIVA Politik – Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) mengklaim banyak poin penting yang disampaikan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam pidato politiknya pada 14 Maret 2023 di Jakarta. Namun, kata Ibas, yang terpenting dari semuanya, substansi pidato tersebut merupakan refleksi dari perjalanan langsung Demokrat bersentuhan, berdialog, dan mendengarkan suara rakyat.
Menurut Ibas, AHY telah menyampaikan pokok-pokok pikiran yang tepat dan dibutuhkan dalam kondisi bangsa seperti sekarang.
“Sebagai contoh, saat Ketua Umum Partai Demokrat menegaskan bahwa rakyat sedang susah, itu bukan isapan jempol. Itu bukan statemen yang dibuat-buat untuk mendiskreditkan kerja pemerintah atau menyinggung pihak mana pun. Itu memang pernyataan yang didasarkan pada fakta lapangan,” kata Ibas kepada awak media, Rabu, 15 Maret 2023.
Dalam pidatonya, AHY mengatakan bahwa dalam enam bulan terakhir perjalanannya keliling nusantara, ia mendengar langsung masyarakat bicara dan menyampaikan aspirasi. AHY juga menyatakan bahwa ia mendengar langsung suara rakyat, tanpa perantara.
“Ibu Yanti, ibu rumah tangga yang saya temui di Sulawesi Tengah, mengatakan: harga beras sekarung 50 kilogram, nyaris 1 juta rupiah. Artinya, harga per kilo mencapai 20 ribu rupiah. Ini jauh di atas harga eceran tertinggi beras di pasaran. Ia menjerit, dari mana kami bisa mendapat uang untuk membeli kebutuhan pokok itu?” kata AHY dalam pidatonya, Selasa.
Fakta ini, kata AHY, tentu terkait dengan tekanan ekonomi dunia yang cukup berat dan tak terkecuali Indonesia. Alhasil, di Tanah Air, inflasi melewati ambang batas, lebih dari 5%. Kini, masyarakat kembali merasakan kenaikan harga barang, sebagai second round effect dari kenaikan harga BBM tahun lalu.
“Saya juga mendengar keluhan para petani di Jawa; di Sumatera; di Kalimantan; di Sulawesi; hingga Bali dan Nusa Tenggara. Harga pupuk mahal, sedangkan pupuk subsidi langka. Belum lagi, harga jual hasil panen dipermainkan tengkulak,” kata AHY lagi.
Ibas menilai, tidak mungkin orang nomor satu di Partai Demokrat itu mengarang cerita. Sebagai bagian dari pengurus partai, dalih Ibas, ia kerap mendengar keluhan tersebut saat turun ke lapangan mengunjungi daerah pemilihannya di Jawa Timur.
“Sekali lagi, itu suara rakyat, dan harus disampaikan. Kita fair, yang baik, kita apresiasi, tapi kalau ada suara seperti keluhan terkait harga-harga, ya harus juga disampaikan meskipun mungkin akan terdengar pahit,” kata Ibas.
Fenomena lain yang digarisbawahi Ibas dari pidato AHY berkaitan dengan masalah ekonomi adalah keluhan nelayan akibat kelangkaan dan mahalnya harga bahan bakar solar. Keluhan ini terasa di kalangan nelayan di Maluku, Papua, dan Indonesia bagian timur lainnya.
“Jangan lupa, Ketua juga menyampaikan bahwa banyak pelaku UMKM masih kesulitan bangkit dari keterpurukan pasca pandemi. Khususnya, untuk mendapatkan akses dan bantuan modal usaha. Ini tentu informasi yang baik ya, bahan evaluasi, harus diperhatikan,” kata Ibas.
Ibas juga menyoroti masalah lain yang perlu segera diselesaikan terkait dengan pendidikan. Di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, misalnya, ungkap Ibas, masih banyak honorer mengeluhkan nasib mereka yang tak kunjung jelas. Honor rendah dan tak pasti, sementara impian jadi ASN juga makin tak jelas.
“Soal generasi muda juga saya kira poin yang perlu diperhatikan secara seksama. Demokrat, dalam hal ini, sudah sering menyampailkan bahwa dari berbagai dialog kami dengan generasi muda, isu lapangan kerja sangat sering menyeruak. Sementara di sisi lain, di zaman digital ini, ketimpangan akses digital antara masyarakat desa dan kota masih cukup besar,” ujarnya.