Ramal KIB Berpotensi Bubar, Romahurmuziy: Sejak Pagi Kita Prediksi Bakalan Kalah
- ANTARA FOTO/Reno Esnir
VIVA Politik - Pernyataan Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammad Romahurmuziy alias Romy jadi sorotan karena menilai Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bisa bubar. KIB merupakan poros yang diinisiasi Golkar, PAN, dan PPP.
Romy pun menjelaskan maksud omongannya tersebut. Eks Ketua Umum DPP PPP itu mengatakan KIB merupakan poros yang paling awal dibentuk dibandingkan koalisi Gerindra-PKB dan Koalisi Perubahan yang mengusung Anies Baswedan sebagai bakal capres atau bacapres.
Dia tak menampik KIB sampai saat ini belum juga satu suara memunculkan figur bacapres.
"Sementara, KIB sampai sekarang, memang pertemuannya lebih sering. Acara-acaranya juga lebih meriah. Tetapi, capresnya yang muncul itu sudah beda," kata Romy dalam Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne yang dikutip VIVA pada Jumat, 10 Maret 2023.
Romy menyinggung Partai Golkar yang mengusulkan ketua umumnya Airlangga Hartarto sebagai bacapres. Lalu, PAN melalui ketua umumnya Zulkifli Hasan saat forum rakornas Ganjar Prabowo sebagai bacapres. Bahkan Ganjar sudah dipaketkan dengan Erick Thohir sebagai bacawapres.
"Dan, oleh karena itu dari tinjauan dua partai itu saja sudah berpotensi bubar. Kita belum bicara capres usulan PPP," ujar Romy.
Baca Juga: Jajaki Peluang Koalisi di 2024, PPP Rayu PDIP hingga PBB
Dia mengatakan demikian karena PPP sejauh ini belum mengusulkan satu pun nama bacapres dan bacawapres. "Nah, kalau kita tidak segera duduk, ini sebenarnya mau kemana sih," lanjut eks Anggota DPR tersebut.
Romy mengatakan dalam politik punya tujuan untuk menang, bukan kalah. Nah, menurutnya, jika bicara soal bacapres maka persaingan mesti melihat dinamika melalui hasil survei opini publik.
"Jadi, kalau pun kita mengatakan hari ini, tidak mendahului Tuhan, tetapi ilmu survei itu sudah memberikan kepada kita petunjuk. Siapa nama teratas yang bisa dicalonkan dan berpotensi menang," jelas Romy.
Dia bilang dalam survei terkait pemilu langsung oleh rakyat tak ada kejutan. Maksudnya, kata dia seperti misalnya kejutan seorang yang hari ini elektabilitasnya 1 persen tidak mungkin, bulan depan itu tiba-tiba 20 persen.
"Bahkan, ada angkanya itu setiap bulan naik 1,5 sampai 2 persen. Jadi, kalau hari ini, dia 5 persen, maka paling banter 9 bulan lagi kalau pemilu pas digelar itu hanya 25 persen," tuturnya.
"Nah, sekarang kita tahu persis. Hampir seluruh lembaga survei bahwa tiga nama teratas adalah Pak Ganjar, Pak Prabowo, dan Pak Anies," katanya.
Pun, dia menyampaikan dalam matematika pemilu, saat ini capres yang bisa diusung maksimal hanya empat. Tak bisa lebih dari empat,
"Karena untuk mengusung calon presiden membutuhkan 20 persen atau 115 kursi. Jadi, kita hanya berbicara empat besar dalam survei," ujar Romy,
Menurut dia, empat poros pendukung capres itu jika PDIP mengajukan capresnya sendiri tanpa koalisi.
"Jika tiba-tiba PDIP berkoalisi dengan partai-partai lain maka hanya tiga. Dan, tiga nama ini hanya ada Pak Ganjar, Pak Prabowo, dan Pak Anies. Ini saya bicara survei ya," lanjut Romy.
Dia menyebut status tiga figur bacapres terkuat versi survei tersebut. Ganjar merupakan kader PDIP. Lalu, Anies non partai tapi diusung tiga parpol yang jadi pemegang sahamnya.
"Kemudian, Pak Prabowo dari Gerindra. Nah, kita harus membuka diri dengan nama-nama tersebut. Dan tentu dengan partai pemiliknya, dalam tanda petik pemilik, artinya asalnya," kata Romy.
Lebih lanjut, Romy meminta agar KIB bisa membuka diri soal figur bacapres. Dia mengingatkan agar KIB jangan mencalonkan figur tertentu tapi hanya untuk kalah.
"Kan, tentu KIB tidak mau mencalonkan seseorang hanya untuk kalah. Sejak pagi kita sudah memprediksikan ini bakalan kalah gitu," tuturnya.