3 Alasan Politikus Demokrat Nofrizon Berani Sumpah di Bawah Alquran
- VIVA/Andri Mardiansyah
VIVA Politik - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Barat dari Fraksi Partai Demokrat, Nofrizon membuat geger karena aksinya lakukan sumpah dengan meletakkan kitab suci Al Quran di atas kepalanya. Aksi itu dilakukan di dalam masjid area DPRD, Selasa kemarin.
Menurut Nofrizon, aksinya tersebut sebagai bentuk bantahan atas tudingan terhadapnya yang dilayangkan DPRD Sumbar Demokrat.
"Saya Nofrizon anggota DPRD Sumbar dari Fraksi Demokrat mungkin satu-satunya yang pertama di Indonesia yang jumpa pers di Masjid, di bawah sumpah Alquran di atas kepala saya," kata Nofrizon, Rabu 8 Maret 2023.
"Tidak diterima amal ibadah saya oleh Allah yang maha kuasa sampai hari saya mati. Ya, tidak diterima amal ibadah saya oleh Allah kalau saya berkata bohong," demikian lanjut Novrizon mengutip sumpahnya tersebut.
Dia menjelaskan, dalam surat peringatan pertama tertanggal 14 Januari 2023 yang ditandatangani Ketua Fraksi Demokrat DPRD sumatera Barat, Ali Tanjung setidaknya ada 3 poin tuduhan yang dialamatkan terhadapnya.
Pertama, kata Nofrizon, dalam surat peringatan pertama tersebut, ia disebut terlibat konflik pengadaan barang di Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultural Sumbar.
Bahkan, dia mengaku juga dituduh melakukan pengancaman terhadap Kepala Bidang Tanaman Pangan, Yustiadi. Ancaman yang dimaksud akan memparipurnakan tersebut pada sidang paripurna di DPRD Sumbar. Ia heran dengan alasan dirinya disebut mengancam.
"Fungsi saya sebagai anggota dewan kan juga melakukan pengawasan. Saya sebutkan akan di bawa ke paripurna. Kan paripurnanya sudah dilaksanakan. Saya pertanyakan itu di paripurna. Lalu, letak mengancamnya di mana?," tutur Nofrizon
Lebih lanjut, Nofrizon menyampaikan, Fraksi Demokrat DPRD Sumbar dalam surat peringatan tersebut juga menuduh dia mendukung pembangunan hotel di lokasi gedung Kebudayaan Sumbar oleh pihak investor swasta. Tapi, pembangunan hotel tersebut pembangunannya mangkrak melalui pernyataan di media massa.
"Dan poin ketiga, saya dituduh punya keberpihakan kepada koperasi SMR yang menyewa aset tanah milik pemprov Sumbar di bawah harga apraisal yang ditetapkan lembaga apraisal independen. Di mana saya adalah salah satu anggotanya dari koperasi itu," jelas Nofrizon.
Namun, Nofrizon mengaku tak gentar. Meski dia terancam sanksi berat dari Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Sumatera Barat.
Ia mengatakan siap dengan risiko terburuk termasuk tak dipilih sebagai calon legislator Demokrat di konsestasi Pemilu 2024.
"Surat peringatan itu saya anggap angin lalu saja. Yang saya takutkan di atas dunia ini ada 3. Takut Sama Allah, sama orang tua dan sama kesalahan. Kalau saya salah, sama anak kecil pun, saya sujud di kakinya," ujarnya.