Legislator Golkar Beberkan Fokus RI Jaga Ketahanan Air di Forum Global
- Istimewa
VIVA Politik - Anggota Komisi IV DPR Ravindra Airlangga membeberkan strategi RI dalam menghadapi perubahan iklim di foru, parlemen dunia dalam Parliamentary Hearing at the United Nations. Dia mengatakan RI sudah ikhtiar menyiapan ketahanan air.
Demikian disampaikan Ravindra saat jadi perwakilan delegasi DPR RI di New York, Amerika Serikat, 13-14 Februari 2023. Agenda Parliamentary Hearing kali ini mengusung tema 'Water for People and The Planet: Stop the waste, change the game, invest in the future'.
Ravindra dalam pidatonya menjelaskan perubahan iklim yang saat ini berdampak di Tanah Air RI. Menurutnya, salah satu dampak itu yakni terhadap ketahanan air di Indonesia.
Dia menekankan, kondisi itu yang membuat Pemerintah RI berupaya menyelesaikan berbagai mega proyek pembangunan waduk di berbagai wilayah di Tanah Air.
Pun, dia mengaku, di era Presiden Jokowi menargetkan rampungnya pembangunan 64 waduk hingga tahun 2024 mendatang.
"Indonesia melakukan berbagai upaya salah satunya dengan intensifikasi pembangunan waduk. Dengan target 64 waduk pada tahun 2024 sehingga bisa meningkatkan irigasi premium dari 11 persen ke 20 persen," kata Ravindra dalam keterangannya di Jakarta yang dikutip pada Rabu, 15 Februari 2023.
Ravindra menambahkan, climate early warning system mesti didasarkan curah hujan. Bagi dia, hal itu penting untuk bisa memprediksi banjir dengan mengupayakan restorasi gambut serta kesatuan hidrologisnya.
"Pertanyaan saya pada forum global ini, dikarenakan kondisi hidrologis negara bervariasi maka dibutuhkan strategi yang dikhususkan untuk menjaga ketahanan air," jelas Ravindra.
Kemudian, ia menanggapi pandangan pakar United Nations (UN) PBB yang menganjurkan pelibatan ahli konservasi dari bank dunia mesti dibarengi dengan strategi dengan mengedepankan kearifan lokal.
Menurut dia, selain insfrastruktur seperti waduk, ada juga ikhtiar penting lain seperti meningkatkan kualitas infrastruktur berbasis alam.
Kata dia, cara itu dengan perkuat daya tampung air tanah. Dengan demikian, bisa menguatkan manajemen debit air di suatu wilayah.
"Data dari satelit juga bisa memperkuat manajemen debit air dan prediksi curah hujan yang terjadi. Kita harus bisa mempelajari ini semua agar bisa bertahan dan kuat dalam menghadapi perubahan iklim global," tutur Ravindra.