Sudirman Said Bantah Ada Perjanjian Anies-Prabowo: Cuma Pernah Ditawari Cawapres

Mantan Gubernur DKI Anies Baswedan saat dideklarasikan Nasdem sebagai capres.
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA Politik - Muncul isu perjanjian politik yang diteken Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, eks Gubernur DKI Anies Baswedan, dan Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Sandiaga Uno. Perjanjian itu kabarnya dibuat jelang Pilkada DKI 2017 dan diproyeksikan untuk pencapresan.

Bawaslu Minta Sentra Gakkumdu Rumuskan Lagi Hukum Acara Pemilu

Isi perjanjian disebut Anies Baswedan tidak akan maju capres jika Prabowo dalam kesempatan sama siap nyapres. Menanggapi hal itu, perwakilan Anies Baswedan dalam Tim Kecil Koalisi Perubahan, Sudirman Said, membantah isi perjanjian bukan soal pencapresan. 

Dia bilang perjanjian itu terkait pembagian beban biaya Pilkada dengan Sandiaga Uno. Maka itu, Sudirman menegaskan tak ada perjanjian politik antara Anies dengan Prabowo.

Temuan LSI Denny JA: Ada 7 Program Prabowo Dapat Sentimen Positif Sebelum 100 Hari Pemerintahan

“Setahu saya tidak ada perjanjian antara Pak Anies dan Pak Prabowo. Karena memang tidak sempat menjajaki kemungkinan bersama-sama kan. Yang ada perjanjian utang piutang dan pembagian biaya kampanye antara Pak Anies dan Pak Sandi, itu saya baca,” kata Sudirman Said di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten dikutip dari tvOnenews, Selasa, 31 Januari 2023.

Dia menekankan isi perjanjian tersebut adalah saat Anies berhasil menangkan Pilkada DKI 2017, maka utang-piutang dianggap selesai. Kata dia, hal itu dianggap sebagai perjuangan bersama.

Aturan soal Dinas Luar Negeri: Harus Seizin Prabowo, Rombongan Dibatasi

Pun, Sudirman kembali menekankan tak ada perjanjian soal maju capres antara Prabowo dan Anies. Dia mengaku jelang 2019, dirinya coba konfirmasi ke Anies langsung terkait bersedia maju jadi kontestan Pilpres 2019 atau tidak.

Menurut dia, konfirmasi itu untuk membantu Prabowo yang siap maju jadi capres di 2019. Sementara, Anies ditawari Prabowo untuk jadi cawapresnya.

"Yang ada adalah saya ini membantu Pak Prabowo ikut membicarakan kepada Pak Anies. Kemungkinan Pak Anies bersedia menjadi cawapres atau tidak," lanjut Sudirman.

Sudirman lalu mengungkapkan jawaban Anies saat itu memilih tetap fokus mengurus Ibu Kota sebagai Gubernur DKI.

"Dan, berkali-kali saya diskusi jawaban beliau, saya akan fokus mengurus Jakarta. Karena itu di pemilu ini (2019) saya tidak ikut,” jelas Sudirman. 

Kemudian, dia menyinggung dalam wawancara dengan Najwa Shihab, Anies juga sempat menyatakan tak akan jadi penghalang Prabowo maju pilpres. Kata dia, omongan Anies saat  itu tetap fokus jadi Gubernur DKI.

“Dan, akan terus duduk menyelesaikan tugas di Jakarta dan itu sudah ditunaikan. Jadi, saya tidak tau perjanjian yang dimaksud Pak Sandi. Mudah-mudahan beliau keliru,” kata dia. 

Sebelumnya, Sandiaga Uno mengungkit perjanjian tertulis antara dirinya, Prabowo, dan Anies. Dia bilang perjanjian itu dibuat jelang Pilkada 2017. Perjanjian politik itu disebutnya sampai saat ini masih berlaku.

Menurut eks Wagub DKI itu, perjanjian itu bisa jadi pijakan dalam diskusi yang baik termasuk dalam pembentukan koalisi.

"Itu bisa jadi batu pijakan dan jadi diskusi yang baik karena diskusi-diskusi itu bisa menganalisa bagaimana pembentukan koalisi dan kesepakatan-kesepakatan seperti apa yang dituangkan dalam sebuah perjanjian," kata Sandiaga di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, 30 Januari 2023 

Sandiaga juga bicara soal perjanjian itu di kanal podcast YouTube politikus kawakan Akbar Faizal. Menurut dia, perjanjian politik itu antara Prabowo dan Anies. 

Prabowo Subianto dan Anies Baswedan, HUT Partai Gerindra ke-12

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Dalam podcast itu, awalnya Akbar bertanya ke Sandiaga soal potongan video pernyataan Anies yang mengaku tak akan maju di Pilpres jika Prabowo nyapres. Sandiaga menjawab dengan adanya perjanjian politik antara Prabowo dan Anies. Selain itu, dirinya juga tandatangan dalam perjanjian tersebut.

"Bentuk fisik-nya sendiri tentunya perjanjiannya ditandatangani 3 pihak (yaitu) saya, Pak Prabowo dan Pak Anies," tutur Sandiaga.

Dia juga menyebut nama Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon yang menulis dan menyusun draf perjanjian tersebut. Lalu, dia juga menyinggung nama Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad.

"Saat itu yang 'ngedraf' dan ditulis tangan sendiri oleh Pak Fadli Zon. Dan, setahu saya sekarang juga dipegang oleh Pak Dasco. Jadi, nanti mungkin Pak Dasco atau Pak Fadli yang mungkin bisa memberikan keterangan karena itu juga menyangkut sisi Pak Prabowo dan Pak Anies," jelas Sandiaga. 

Menurut Sandiaga, perjanjian tersebut ditandatangani sebelum dirinya bersama Anies diantar partai pengusung untuk daftar ke KPUD DKI.

"Malam itu kita tanda tangan sebelum kita mendaftar ke KPUD pada September 2016. Tapi, isinya secara lebih etis disampaikan yang punya kopinya, saya sendiri tidak pegang," sebut Sandiaga.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya