Pelembagaan Partai di PDIP, Hasto Beberkan Penggalan Pesan Megawati

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dalam Seminar Nasional Pelembagaan Parpol
Sumber :
  • PDI Perjuangan

VIVA Politik – Institusionalisasi atau pelembagaan partai, juga dilakukan oleh PDIP. Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto, menjelaskan partainya melakukan pelembagaan tersebut. 

Mahasiswa Program Doktoral Universitas Indonesia (UI) itu juga mengatakan, ada pernyataan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, yang bisa dipahami bagaimana proses mereka melakukan pelembagaan PDIP.

Itu disampaikannya dalam Seminar Nasional bertema “Pelembagaan Partai dan Kepemimpinan Strategis Nasional” yang dilaksanakan oleh Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni) bersama Sekolah Kajian Strategik dan Global (SKSG), Pascasarjana UI, Kamis 26 Januari 2023. Hadir juga pembicara lainnya seperti Burhanuddin Muhtadi dan Ketua Kaprodi SKSG Dr.A.Hanief Saka Ghafur.

“Bu Mega mengingatkan jangan sampai PDI Perjuangan jatuh dalam alam transaksional yang pragmatis, sebab kita adalah partai ideologis dengan rekam jejak sejarah panjang. Berpolitik itu membangun peradaban, menentukan arah bagi masa depan bangsa. Karena itulah PDI Perjuangan ada selamanya, sepanjang bangsa ini ada. Tampak pernyataan sederhana, tetapi menunjukkan betapa pentingnya partai politik itu,” jelas Hasto, dalam pernyataannya yang disambut riuh. 

Oleh sebab itu, lanjut Hasto, mereka terus bergerak untuk menjadi partai yang modern. Namun tetap dengan rohnya yakni Pancasila 1 Juni. 

“Maka keputusan strategis Ibu Mega merupakan bahan penelitian sangat menarik,” imbuhnya.

Hasto lalu memaparkan sejarah PDIP, yang berasal dari Partai Nasionalis Indonesia (PNI) yang didirikan oleh Proklamator RI Soekarno. Pada 4 Juni 1972 di Bandung, PNI didirikan. Dengan basis tradisi intelektual, dari pengalaman spirit kemerdekaan berbagai negara bangsa dunia, dan sejarah nusantara. Maka basisnya adalah kenapa harus merdeka dan melepaskan diri dari jajahan selama ratusan tahun.

“Karena tradisi pendiri bangsa itu, maka selayaknya PDI Perjuangan dan kadernya juga mengembangkan kepemimpinan intelektual itu dengan belajar teori demokrasi, pemerintahan negara, fungsi parpol, ketahanan politik. Itu semua harus bagian dari kultur PDI Perjuangan, inilah yang membuat partai punya arah masa depannya,” jelas Hasto.

Politikus PDIP Sebut Gabungnya Anak Abah dan Ahokers Buat Demokrasi Lebih Sejuk

Hasil risetnya sendiri, jelas dia, masyarakat memberikan persepsi yang rendah terkait fungsi partai politik seperti fungsi intermediasi hingga agregasi kepentingan rakyat. Namun hasil itu juga ada masyarakat yang mengapresiasi upaya pelembagaan partai politik.

Hasto mengatakan ada empat variabel yang mempengaruhi pelembagaan partai politik, berdasarkan temuan risetnya. Yakni kemampuan partai beradaptasi dengan  perkembangan zaman (35,2%); kepemimpinan partai (29,6%) dan ideologi  partai (17,5%), serta Budaya/Organisasi Partai (7,4%).

Maruarar Sirait Tantang PDIP dan Anies: Siapa yang Lebih Kuat? RK-Suswono Didukung Prabowo-Jokowi!

“Itu empat hal yang dinilai masyarakat sangat penting dalam pelembagaan partai,” kata Hasto.

Hasto menyatakan selain keempat variabel itu, dirinya akan membuktikan bahwa ada variabel lain yang berpengaruh, yakni kepentingan strategis partai hingga fungsi parpol termasuk dalam hubungan internasional. 

Megawati Tak Hadir di Kampanye Akbar Pramono-Rano, Sekjen PDIP Sebut karena Ada Intimidasi

“Maka wajib bagi partai politik seperti PDI Perjuangan memasukkan fungsi hubungan internasional dalam pelembagaannya,” ujar Hasto.

“Semua variabel ini ada indikatornya dan muaranya adalah ketahanan partai politik,” tegas Hasto.

Jelas dia, penting bari partai untuk membangun ketahanan untuk menghadapi guncangan internal dan eksternal. Juga punya tanggungjawab bagi pembangunan masa depan. 

Maka ke depan partai bukan hanya sarana memperoleh kekuasaan politik. Namun kekuasaan politik itu juga membawa perubahan Indonesia Raya. 

“Bagaimana kita menjadi bangsa adil makmur terpandang dan pemimpin diantara bangsa bangsa di dunia,” katanya.

Hasto mengatakan, pelembagaan partai politik adalah tantangan yang harus terus dikerjakan. Apalagi tantangannya adalah rendahnya kepercayaan publik kepada parpol serta rendahnya party id yang hanya 6,8 %.

“Tentu saja ini  jadi autokritik bagi kita untuk segera melakukan penyempurnaan dan bangkit dalam membangun kepercayaan masyarakat pada kita,” pungkasnya.

Seminar ini dilaksanakan secara luring dan daring, dengan peserta adalah mahasiswa pascasarjana UI, akademisi, hingga sejumlah legislator. Diantaranya adalah Anggota DPR Junico Siahaaan, Wakil Ketua DPRD Jawa Barat Ineu Purwadewi, dan anggota DPRD Jabar yang juga Sekjen PA-GMNI Abdy Yuhana.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya